Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengemukakan tiga poin yang akan menjadi fokus kerja pada tahun anggaran 2019.
Pertama, mempertahankan momentum pertumbuhan ekonomi di tengah tahun politik. Kedua, menjaga stabilitas makro ekonomi di tengah tekanan eksternal.
Ketiga, mendorong pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan.
"Kita semua sudah mengikuti seperti apa pertumbuhan ekonomi. Memang sedikit membaik tapi kita akan berusaha akan lebih baik pada kuartal yang akan datang," katanya, Kamis (7/6/2018).
Darmin menambahkan mengenai stabilitas sempat terganggu beberapa bulan terakhir terutama eksternal dengan gejolak kurs, pemerintah dan lembaga keuangan terkait lainnya akan terus pelan-pelan mengendalikannya kembali.
Dirinya berharap, ke depan stabilnya kondisi akan terus berlanjut. Meski memang menghindari gejolak tidak akan bisa dilakukan.
"Itu seperti orang pada main bola, dan ketika di tendang ada yang kena kepala kita. Kita tidak bisa menghindar dan ini suasananya belum tenang betul, Amerika Serikat dan China masih saling ancam," ujarnya.
Adapun, Darmin melaporkan hingga Mei 2018, Kantor Kementerian Koordinator baru menyerap anggaran 34,6% dari pagu anggaran Rp414,43 miliar.
Hingga akhir tahun berdasar rencana kerja, dirinya optimistis masih akan menyerap anggaran hingga 96% atau tidak jauh berbeda dengan tahun lalu.
Sementara itu, dari pagu indikatif anggaran 2019 sebesar Rp414,17, Darmin telah mengajukan tambahan anggaran sebesar Rp53,85 miliar untuk OSS dan Rp15,17 miliar untuk belanja pegawai.
Dirinya memaparkan untuk program-program prioritas di kantor Menko Perekonomian sebetulnya sebagian adalah lanjutan dari tahun sebelumnya dan masih berjalan sampai 2019.
Program tersebut antara lain, mengawal proyek proyek strategis nasional, pengembangan sistem one map policy, dan pengembangan kawasan ekonomi khusus yang targetnya sampai 2019 adalah penetapan 2 KEK baru dan pengembangan 15 KEK yang telah ditetapkan.
"Lalu terakhir strategi nasional keuangan inklusif beserta KUR. Untuk strategi nasional keuangan inklusif itu indikatornya meningkat agak ambisius sebetulnya pada 2019 kita targetnya 75%," ujarnya.
Kemudian KUR tahun ini target plafonnya dalam Rp120 triliun dengan target 60% tersalurkan pada sektor produksi.