Bisnis.com, JAKARTA -- Kualitas pendidikan dan Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi topik yang diangkat Bank Dunia dalam Indonesia Economic Quarterly edisi Juni 2018.
World Bank Country Director untuk Indonesia Rodrigo Chaves mengatakan ada dua defisit besar yang harus diatasi oleh Pemerintah Indonesia.
Pertama, defisit infrastruktur. Kedua, defisit modal manusia, yang disebut sebagai faktor penentu kemajuan bangsa di masa depan.
Lewat akun Twitter Bank Dunia Indonesia, @BankDunia, Rabu (6/6/2018), modal manusia disebut sebagai sebuah faktor penentu kemajuan bangsa di masa depan.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Totok Suprayitno menyatakan ada beberapa tantangan yang dihadapi dalam sektor ini.
"Saat pemerintah mulai berusaha meningkatkan mutu capaian pendidikan di awal-awal desentralisasi, ada masalah baru yang perlu cepat ditangani yaitu naiknya ketimpangan akses pendidikan antara siswa kaya dan miskin," paparnya.
Tantangan lain yang muncul adalah kadangkala sumber daya dipakai hanya untuk memenuhi standar. Misalnya, membangun banyak ruang kelas untuk memenuhi standar maksimal 1 kelas menampung 36 siswa.
Tetapi, ungkap Totok, jika mutu guru tidak naik maka investasi tersebut tidak banyak manfaat.
Dalam APBN 2018, anggaran pendidikan tercatat sebesar Rp444,1 triliun atau meningkat 5,8% dari APBN 2017.
Dana tersebut dialokasikan untuk Program Indonesia Pintar untuk 19,7 juta jiwa, Bantuan Operasional Sekolah (BOS) untuk 56 juta jiwa, beasiswa Bidik Misi untuk 401.500 mahasiswa, pembangunan/rehabilitasi sekolah/ruang kelas sebanyak 61.200 unit, dan tunjangan profesi guru.
Tunjangan profesi guru PNS akan diberikan kepada 257.200 guru, 435.900 guru non PNS, dan 1,2 juta guru PNSD.