Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PRODUK MINYAK: Enam KKKS Utama Belum Capai Target, Simak Rinciannya

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat produksi minyak bumi enam dari 12 kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) utama per akhir April 2018 belum mencapai target.
Kkilang lepas pantai./Bloomberg-Tim Rue
Kkilang lepas pantai./Bloomberg-Tim Rue

Bisnis.com, JAKARTA--Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat produksi minyak bumi enam dari 12 kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) utama per akhir April 2018 belum mencapai target.

Hal ini menyebabkan capaian produksi minyak nasional masih di bawah target mengingat kontribusi 12 KKKS utama mencapai 88% dari total produksi minyak nasional.

Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi mengatakan realisasi produksi minyak secara keseluruhan baru mencapai 97,3% dari target pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), yaitu 800 ribu barel per hari (Mbopd).

“Produksi per 30 April, minyak produksinya 778 ribu barel per day [Mbopd] ini adalah 97,3% dari target,” ujar Amien.

Salah satu kontraktor yang belum mencapai target produksi minyak adalah PT Chevron Pasific Indonesia (CPI). Per 30 April 2018, kontraktor penyumbang produksi minyak terbesar tersebut baru merealisasikan 212.256 barel per hari (bopd) dari target 213.551 bopd atau sebesar 99,39%.

Lalu, ada PT Pertamina EP yang produksi minyaknya baru mencapai 88,54% dari target. Realisasi produksi penyumbang terbesar ketiga ini hanya 76.027 bopd dari target 85.869 bopd.

Kemudian Pertamina Hulu Mahakam (PHM) juga tercatat belum memenuhi target produksi sebesar 48.271 bopd. Realisasi produksinya mencapai 46.069 bopd atau 95,44% dari target.

Medco E&P Natuna mencatatkan realisasi produksi sebesar 17.084 bopd atau 91,85% dari target yang ditetapkan sebesar 18.600 bopd. Selain itu, ada BOB PT Bumi Siak Pusako-PN Hulu yang realisasinya sebesar 10.421 bopd atau baru 95% dari target yang sebesar 10.970 bopd.

Amien menuturkan tidak tercapainya target produksi tersebut karena adanya sejumlah kendala teknis yang dihadapi KKKS. Seperti Pertamina EP belum memenuhi target karena baseline produksi di awal tahun lebih rendah dari prognosis serta hasil bor dan workover (WO) yang tidak sesuai target.

“CPI ada masalah congeal di pipa Bangko-Dumai pada awal tahun ini,” kata Amien.

Kemudian pada kasus PHM dan BOB, terdapat perbedaan baseline di awal tahun terhadap asumsi yang digunakan dalam APBN. Selain itu, PHM juga mengalami kendala pada fuel gas filternya sehingga menyebabkan handil GLC shutdown.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper