Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemerintah Fokus Stabilisasi Kejar Momentum Pertumbuhan Ekonomi

Bisnis.com, JAKARTA Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan saat ini pemerintah sedang melakukan fokus pada stabilisasi untuk mengejar momentum pertumbuhan ekonomi.
Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan keterangan pers mengenai kinerja APBN 2018 di kantor Kementerian Keuangan, Kamis (17/5)./ANTARA FOTO-Sigid Kurniawan
Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan keterangan pers mengenai kinerja APBN 2018 di kantor Kementerian Keuangan, Kamis (17/5)./ANTARA FOTO-Sigid Kurniawan

Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan saat ini pemerintah sedang melakukan fokus pada stabilisasi untuk mengejar momentum pertumbuhan ekonomi.

Adapun, pencairan THR PNS dan Pensiun nantinya menjadi salah satu sisi komponen yang akan mengontribusi hal tersebut.

"Hari ini kita fokus pada stabilitas, momentum pertumbuhan kita lihat dari sisi komponen yang mengontribusikan, apakah itu konsumsi, investasi, ekspor," katanya, Kamis (24/5/2018).

Sri Mulyani mengemukakan juga akan terus menggandeng Bank Indonesia sebagai upaya stabilisasi. Artinya, jangan sampai kenyamanan yang sudah ada terganggu dengan gejolak yang terjadi.

Untuk itu, pada semester II/2018 diharapkan masih dapat menjaga optimisme yang baik.

Menurut mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini melanjutkan dalam upaya menjaga pertumbuhan yang berkualitas ke depan dengan menjaga keseluruhan komponen baik fiskal, moneter, neraca pembayaran, dan yang lainnya.

Atas deviasi yang terjadi akibat gejolak global saat ini, pemerintah pun memutuskan untuk melakukan laporan semester I/2018 pada Dewan Perwakilan Rakyat nanti.

"Kita tetap akan melihat ekonomi secara waspada dan hati-hati, kita melakukan seluruh policy kita, respons terhadap situasi yang berkembang," katanya.

Pentingnya, Sri Mulyani menggambarkan pada dasarnya seluruh komponen makro ekonomi growth-pertumbuhannya sudah di atas 5%, fiskal di bawah menuju 2%, inflasinya sekitar 3,4%.

Adapun dalam neraca pembayaran yang mengalami tekanan karena current account defisit, Sri Mulyani akan melakukan adjusment terhadap situasi yang sekarang berkembang.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Achmad Aris
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper