Bisnis.com, KUNINGAN — Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat menargetkan pembangunan Bendungan Kuningan selesai akhir tahun ini karena progresnya telah mencapai 80%.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan bahwa Bendungan Kuningan merupakan salah satu dari target pembangunan 49 bendungan baru dari 65 bendungan hingga 2019.
"Bendungan ini sudah mulai dikontrakkan untuk dikerjakan sejak 2013, tapi enggak bisa dikerjakan pada saat itu karena masalah lahan dan baru mulai dikerjakan pada 2015," ujarnya saat peninjauan Bendungan Kuningan, Kamis (24/5/2018).
Nilai pembangunan bendungan ini sekitar Rp491,42 miliar yang dibangun oleh PT Wijaya Karya-PT Brantas Abipraya (KSO/kerja sama operasi).
Akan tetapi, karena kontraknya sudah ditandatangani sejak 2013 sehingga terjadi eskalasi dan total biaya dana, kemudian eskalasinya inflasinya dihitung mencapai sekitar Rp510 miliar.
Sementara itu, untuk lahan yang digunakan pembangunan bendungan tersebut merupakan milik Perum Perhutani seluas 120 hektare dan dari masyarakat 167,21 hektare. "Total uang yang belum dikembalikan Rp46 miliar," katanya.
Baca Juga
Basuki menambahkan bahwa dulu terdapat peraturan pemerintah dengan ketentuan pemakaian tanah Perhutani dengan konsep tukar guling.
"Jadi, kalau saya pakai di sini 200 hektare, saya harus menyediakan 200 hektare juga. Satu kawasan, saya kira carinya di Jawa juga sangat susah," tuturnya.
Dia menambahkan bahwa kapasitas tampung Bendungan Kuningan adalah 25,96 juta meter kubik dengan luas genangan 221,59 hektare.
"Kira-kira 2,5 kali [Bendunagn] Raknamo di NTT yang baru diresmikan oleh Bapak Presiden," ujarnya.
Bendungan Kuningan nantinya mengairi 3.000 hektare yang terdiri atas dearah irigasi Cileuweung 1.000 hektare dan Jangkelok 2.000 hektare.