Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PTPN III Akselerasi Produksi Gula Tebu

PTPN Holding berencana melakukan akselerasi bisnis untuk komoditas utama perusahaan yaitu perkebunan tebu dan gula.
/Ilustrasi
/Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA – PTPN Holding berencana melakukan akselerasi bisnis untuk komoditas utama perusahaan yaitu perkebunan tebu dan gula.

Direktur Utama PTPN Holding Dolly P. Pulungan mengatakan perusahaan plat merah tersebut akan menaruh fokus pada pengembangan perkebunan tebu untuk bisa meningkatkan produktivitas. Salah satunya adalah dengan mengajak kerjasama beberapa BUMN lain untuk menekan biaya produksi.

“Kami sudah melakukan kerjasama dengan PT. Pupuk Indonesia dalam hal penyediaan pupuk jenis urea dan NPK. Selain itu, kami juga akan mengadakan kerjasama dengan Kementrian Pertanian dalam pengadaan bibit, supaya petani rakyat mendapatkan bibit yang setara dengan yang petani plasma miliki,” katanya pada Selasa (22/5/2018).

Dolly menjelaskan alasan langkah kerjasama ini diambil adalah untuk mengefisienkan pengeluaran agar harga jual produk dapat kompetitif di pasar. Pupuk dalam biaya pokok produksi, katanya, mendapatkan porsi sebesar 40%. Oleh sebab itu dia yakin dengan sinergi antara kedua BUMN dapat mengurangi biaya pokok produksi.

Selain itu menurutnya, beberapa komoditas kurang tepat dengan penggunaan pupuk majemuk yang seringkali digunakan dalam pembudidayaan tebu. Sementara menurutnya yang terbaik adalah penggunaan benih tunggal untuk bisa menghasilkan produksi maksimal.

“Lagipula kenapa harus ke trader kalau bisa ke [produsen] hulu? Untuk bisa mereduksi biaya pokok produksi,” tambahnya.

PTPN Holding pun menargetkan pada tahun ini dapat memproduksi 700.000 ton gula. Jumlah tersebut sama dengan 30% dari total produksi nasional yang mencapai 2,1 juta ton pada tahun lalu. Dolly sudah melihat sampai dengan 2022, kebutuhan pangan nasional akan meningkat sampai dengan 3,5 juta ton. Oleh sebab itu dia menargetkan dapat memproduksi 2,1 juta ton.

“Dari kami dapat produksi 2,1 juta ton, dan dari pihak lain dapat produksi 1,5 juta ton maka kebutuhan akan terpenuhi,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper