Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Presiden Go-Jek: Ada 22 Juta Pengguna Aktif, 30%-40% di Jakarta

Presiden GO-JEK Indonesia Andre Soelistyo mengatakan jumlah pengemudi atau driver aplikasi Go-Jek terus bertambah.
Mitra pengemudi Go-Jek menunggu acara konferensi pers program #CariPahala di Jakarta, Senin (21/5/2018)./JIBI-Dwi Prasetya
Mitra pengemudi Go-Jek menunggu acara konferensi pers program #CariPahala di Jakarta, Senin (21/5/2018)./JIBI-Dwi Prasetya

Bisnis.com, JAKARTA -- Presiden GO-JEK Indonesia Andre Soelistyo mengatakan jumlah pengemudi atau driver aplikasi Go-Jek terus bertambah.

"Sekarang ada 22 juta pengguna aktif bulanan. Dari situ, sekitar 30%-40% terkonsentrasi di Jakarta," sebutnya saat konferensi pers di kantor MRT Jakarta, Selasa (22/5/2018).

Dengan demikian, rata-rata jumlah pengemudi Go-Jek yang mengangkut penumpang di wilayah ibu kota mencapai 8,8 juta orang.

Selain itu, Go-Jek juga telah menjalin kemitraan dengan lebih dari 150.000 mitra usaha dan 30.000 penyedia jasa di platform Go-Jek. Perusahaan aplikasi tersebut menyediakan berbagai jenis jasa seperti transportasi, pengantaran makanan, kurir barang, jasa kebersihan, hingga keperluan pembayaran.

"Go-Jek memfasilitasi lebih dari 100 juta transaksi setiap hari," lanjut Andre.

Dia menambahkan perusahaan aplikasi berbasis transportasi tersebut merasa senang menjalin kerja sama dengan PT Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta. Kedua pihak menandatangani nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) terkait studi pengembangan pembayaran tiket (mobile payment) dan bisnis di luar tiket atau non farebox.

Pihaknya melihat inovasi teknologi sebagai sebuah peluang untuk menjangkau lebih banyak lapisan masyarakat. Hal itu diklaim sesuai dengan visi dan misi perusahaan yaitu menciptakan sistem masyarakat menjadi lebih efektif dan efisien.

"Kolaborasi antara MRT Jakarta dan perusahaan on demand berbasis aplikasi seperti Go-Jek akan memudahkan masyarakat Jakarta dan sekitarnya dalam beraktivitas. Jadi nanti Go-Jek akan layani first mile dan last mile, sedangkan MRT Jakarta menggarap back bone [tulang punggung] transportasi massal," papar Andre.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper