Bisnis.com, JAKARTA — Mantan Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu menerima penghargaan tertinggi dari Eisenhower Fellowship. Penghargaan diberikan atas kiprahnya selama 30 tahun di berbagai bidang, mulai dari pemerintahan, akademisi, diplomasi dan sektor swasta.
Eisenhower Fellowship (EF) adalah lembaga swasta non-profit independen yang didirikan pada 1953 oleh sejumlah warga negara terpandang di Amerika Serikat untuk menghormati Presiden Dwight D. Eisenhower yang telah memberikan sumbangan besar pada kemanusiaan.
Mari Pangestu adalah “fellow” EF 1990 dan pada tahun itu ada 10 calon pemimpin dari Indonesia yang ikut program khusus EF untuk Indonesia. Alumni EF 1990 antara lain adalah almarhum Nurcholis Majid, Natalia Soebagyo, Nabiel Makarim, Rusdian Lubis, Agung Laksono dan Barnabas Suebu.
Sedangkan beberapa EF dari tahun ke tahun yang menjadi “leader” di bidangnya masing-masing, antara lain Bambang Brodjonegoro (Menteri Bappenas), Yuli Ismartono (media), Tantowi Yahya (politisi, diplomat), Nia Dinata (film), Svida Alisyahabana (media), Alissa Wahid (GUSDURian Network), Tri Mumpuni (sociopreneur di bidang hydropower), Budi Lim (arsitek), Uni Lubis (media) dan Jerry Ng (sektor perbankan).
“Penghargaan ini diberikan EF kepada Mari Pangestu karena kami mengapresiasi kontribusinya selama ini dalam untuk membangun jaringan EF di Indonesia dan dalam melaksanakan layanan publik yang tanpa lelah untuk mewujudkan Indonesia yang lebih damai, sejahtera dan adil,” kata EF President George de Lama dalam keterangan resminya, Minggu (20/5/2018).
Selain dikenal sebagai ekonom dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Indonesia dan Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Mari Pangestu pernah dipercaya untuk menjadi Menteri Perdagangan Indonesia dari 2004 hingga 2011, dan sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dari 2011 hingga Oktober 2014.
Sebagai Menteri Perdagangan, Mari memimpin semua negosiasi perdagangan internasional dan kerja sama untuk Indonesia, menjaga kestabilan perdagangan dalam negeri dan pembangunan sarana pasar rakyat, dan sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, ia dikenal telah mengembangkan strategi baru dalam mengembangkan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif di Indonesia.
Penghargaan juga diberikan oleh EF karena peran Mari Pangestu yang proaktif membangun jaringan dan kegiatan EF Indonesia maupun antara EF di kawasan dan secara lebih luas.
Pertama, dalam rangka proses nominasi “fellow” yang terpilih mengikuti program EF setiap tahun dan menyumbang kepada pengembangan calon pemimpin ke depan, terutama dari kalangan perempuan. Kedua, mendorong berbagai kegiatan oleh EF Indonesia untuk sejumlah kegiatan yang mendukung budaya lokal dan pemberdayaan perempuan, misalnya proyek warisan budaya, kewirausahaan di bidang fesyen dan isu urbanisasi.
Ketiga, dalam rangka membangun dialog, kerja sama dan kolaborasi, Mari Pangestu juga pro aktif mengembangkan jaringan EF Indonesia dengan jaringan EF di negara lain, termasuk memberikan dukungan bagi bahwa Indonesia yang sudah dua kali menjadi tuan rumah pertemuan internasional dan regional EF.
Mari Pangestu lahir di Jakarta. ibu dua anak ini memperoleh S1 dan S2 dari Australian National University (ANU) dan doktor di bidang ekonomi dari University of California, Davis pada 1986. Dia juga tercatat sebagai anggota World Economic Forum, Network of Global Agenda Councils; duduk di sejumlah pengurus lembaga nirlaba dalam negeri seperti Upaya Indonesia Damai (UID), dan di luar negeri seperti, Institute for Food Policy and Research Institute (IFPRI); dan anggota ahli/komisioner di berbagai inisiatif untuk pembangunan berkelanjutgan, seperti United Nations Sustainable Development Network (UN-SDSN) dan Low Carbon Development Inisiatiative.