Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Susi Minta Nelayan Banggai Laut Jaga Mangrove

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengingatkan masyarakat Banggai Laut, Sulawesi Tengah, untuk menjaga mangrove dan terumbu karang.
Perahu melintas di kawasan konservasi mangrove di Desa Tolongano, Banawa Selatan, kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, Selasa (11/7)./ANTARA-Fiqman Sunandar
Perahu melintas di kawasan konservasi mangrove di Desa Tolongano, Banawa Selatan, kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, Selasa (11/7)./ANTARA-Fiqman Sunandar

Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengingatkan masyarakat Banggai Laut, Sulawesi Tengah, untuk menjaga mangrove dan terumbu karang.

Di sela-sela dialog dengan warga Banggai Laut, Susi meminta agar pohon bakau alias mangrove tidak ditebang demi mencegah abrasi dan melestarikan air tawar.

"Kalau bakau yang menjaga pulau tidak kena abrasi, ditebang, nanti air akan kering. Nanti mau dapat air tawar dari mana? Mau minum air laut?" katanya dalam siaran pers yang diterima Bisnis, Rabu (16/5)

Menurut dia, kepunahan mangrove dapat mengakibatkan banyak petaka, a.l. wabah penyakit malaria dan demam berdarah karena nyamuk dan berbagai serangga lainnya kehilangan habitat. Selain itu, bakau merupakan tempat bertelur ikan, udang, dan hewan laut lainnya yang aman dan terlindung.

Dalam kesempatan itu, Susi pun meminta masyarakat melindungi terumbu karang dengan tidak mengebom ikan dan mengambil terumbu karang untuk diperjualbelikan.

"Saya berenang di Pulau Bakakan Kecil. Saya lihat semua karangnya hancur, berantakan, tidak ada lagi karang hidup. Pulaunya begitu cantik, pasirnya begitu putih, tapi karangnya sudah habis. Menangis saya. Apa kerja nelayan itu ngebom ikan atau nangkap ikan yang benar?" ungkapnya.

Dia mengemukakan kedaulatan negara sudah dicapai setelah kapal asing diusir dari laut Indonesia. Ikan kini melimpah dan giliran nelayan melindungi dengan berhenti melakukan penangkapan ikan yang merusak (destructive fishing) menggunakan bom atau bahan kimia lain.

Jika perlu, kata Susi, masyarakat Banggai Laut membuat aturan adat istiadat sendiri untuk melindungi laut dan seisinya, mengingat karakteristik laut Banggai Laut yang terbuka dengan ikan residen dan menetap.

Susi bahkan meminta masyarakat menyediakan satu hari libur menangkap ikan dalam seminggu guna memberi waktu bagi hewan laut untuk bertelur dan berkembang biak.

"Pemerintah bisa bantu dengan memberi kapal, jaring, pancing, perahu. Tapi kalau ikannya sudah tidak ada, mau tangkap apa dengan alat dan perahu itu?" ujarnya.

Bupati Banggai Laut Wenny Bukamo menyebutkan 94% wilayah Banggai Laut terdiri atas lautan sehingga laut menjadi masa depan masyarakat setempat.

"Kami sudah mendapatkan beberapa bantuan dari KKP berupa alat tangkap, kapal, cold storage, dan sebagainya. Saya berharap bantuan dari pemerintah pusat ini digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan kita semua," ungkapnya.

Ahmad Yusuf, nelayan setempat, mengatakan bantuan dua unit cold storage dari pemerintah membuat harga ikan di Banggai Laut stabil karena tidak lagi dipermainkan oleh tengkulak.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper