Bisnis.com, JAKARTA—Penyelenggaraan acara olahraga berskala internasional Asian Games pada Agustus mendatang diyakini bakal mendongkrak sektor ekonomi kreatif Tanah Air, yang pada tahun ini kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto ditargetkan mencapai Rp1.100 triliun.
Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Triawan Munaf mengungkapkan, momentum tersebut akan menjadi berkah bagi subsektor andalan ekraf seperti kuliner, fashion dan kriya terutama produk merchandise dan souvenir. Sekedar catatan, ketiga subsektor ini menyumbang lebih dari 70% kontribusi ekonomi kreatif terhadap Produk Domestik Bruto pada 2017.
“Ekonomi kreatif merupakan sektor yang terkena dampak multiplier effect dari Asian Games. Saya minta pelaku ekonomi kreatif untuk siap menerima konsumen yang besar, karena pelaksanaannya cuma dua minggu,” ujarnya, Selasa (15/5/2018).
Dalam perhelatan tersebut, dia menjelaskan Bekraf terlibat sejak awal terutama dalam hal estetika, seperti mengadakan sayembara logo Asian Games, pemilihan maskot, pemilihan konsultan untuk upacara pembukaan dan penutupan, hingga menyeleksi pelaku ekraf yang produknya akan ditampilkan di Kota Tua sebagai pusat penjualan cinderamata selama berlangsungnya acara akbar yang diselenggarakan pada 18 Agustus-2 September tersebut.
Lebih lanjut, dia pun optimistis kasus serangan bom yang terjadi di Surabaya tidak akan mengganggu pelaksanaan acara. Dia berharap aparat penegak hukum dapat mengusut tuntas kasus terror tersebut secepat mungkin sebelum pelaksanaan acara yang diikuti oleh 45 negara tersebut dimulai.
Data Bekraf mencatatkan rata-rata pertumbuhan ekonomi kreatif sebesar 7% setiap tahunnya. Pada 2015, ekonomi kreatif menyumbang Rp852 triliun terhadap PDB. Jumlah tersebut meningkat menjadi Rp894,6 triliun pada 2016. Adapun pada tahun lalu, BPS mencatat kontribusi ekraf terhadap PDB telah mencapai Rp922,58 triliun hingga November.
Terpisah, Menteri Pariwisata Arief Yahya memaparkan, Asian Games berpotensi mendatangkan wisatawan mancanegara hingga 170.000 orang, terdiri dari 10.000 atlet, 5.000 official, 5.000 media, dan 150.000 penonton.
Dia menilai, jumlah wisman penonton akan sangat tergantung pada negara yang berpeluang masuk final dalam sektor olahraga favorit seperti sepakbola. Dia menggambarkan, bila negara yang selama ini menjadi pasar terbesar pariwisata nasional seperti China, Malaysia, Singapura bertanding di laga final, maka jumlah wisman dapat bertambah.
“Jumlah penonton tergantung negara mana yang masuk final. Kalau yang masuk China, Malaysia, Singapura, kemungkinan wisman akan besar, tapi kalau misalnya Kazakhtan, kemungkinan wisman akan kecil. Tapi estimasi kita antara 100.000 hingga 200.0000 wisman,” jelasnya.
Dengan perkiraan jumlah wisman sebesar itu, dia menyebut Asian Games berpotensi mendatangkan devisa hingga Rp3 triliun. Hal tersebut diproyeksikan dengan hitungan 150.000 penonton x USD1.200 sebagai perkiraan besar belanja wisman, sehingga diperoleh hasil sebesar USD 180 juta.
Sementara devisa dari official, atlet dan media diproyeksikan dengan hitungan 20.000 x USD 2.500 sebagai perkiraan besar belanja, sehingga diperoleh hasil sebesar USD 50 juta. Dengan demikian, total devisa yang dihasilkan selama Asian Games 2018 diproyeksikan berjumlah USD 230 juta , atau kurang lebih Rp 3 T.
Untuk menyerap belanja, Kemenpar pun telah menyiapkan 75 paket wisata yang menawarkan tujuh destinasi utama yaitu yaitu DKI Jakarta, Jawa Barat, Sumatera Selatan, Jawa Tengah, DIY, Banyuwangi dan Bali. Selain itu, Kemenpar juga menyertakan logo Asian Games 2018 pada seluruh promosi yang dilakukan sejak 100 hari jelang perhelatan olahraga internasional itu.