Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PREDIKSI NERACA PERDAGANGAN APRIL 2018, Ekonom: Harga Minyak, Nilai Tukar, Impor Jelang Ramadan Pengaruhi Kinerja

Center of Reform on Economics (Core) Indonesia memprediksi neraca perdagangan pada April 2018 masih tetap surplus.
Harga minyak diprediksi pengaruhi neraca perdagangan April 2018./.Reuters
Harga minyak diprediksi pengaruhi neraca perdagangan April 2018./.Reuters

Bisnis.com, JAKARTA—Center of Reform on Economics (Core) Indonesia memprediksi neraca perdagangan pada April 2018 masih tetap surplus.

“Prediksi saya akan surplus, tapi surplusnya menipis di kisaran US$500 juta,” kata Mohammad Faisal, Direktur Core Indonesia kepada Bisnis.com, Selasa (15/5/2018).

Penyebabnya ujar dia, mengingat harga minyak yang masih cenderung meningkat sehingga mendorong pelebaran defisit migas, dan impor barang konsumsi juga cenderung lebih tinggi menjelang Ramadan.

“Di sisi lain, pertumbuhan ekspor relatif tidak banyak perbedaan dibanding Maret,” kata Faisal.

Selain itu tambahnya, pelemahan nilai tukar cenderung mendorong peningkatan impor, dan tidak banyak berpengaruh terhadap peningkatan nilai ekspor.

Seperti diketahui, neraca Perdagangan Maret 2018 tercatat mengalami surplus sebesar US$1,09 miliar. Surplus ini merupakan surplus pertama sejak Januari 2018 (Bisnis.com, 16 April 2018).

2016 sebesar US$510 juta," kata Kecuk, Senin (16/4).

Nilai ekspor Maret 2018 mencapai US$15,58 miliar atau naik 10,24% dari bulan sebelumnya.Nilai ekspor tersebut ditopang oleh ekspor nonmigas yang mencapai yang tumbuh 11,77%. Sementara itu, ekspor migas turun 3,61%. Penurunan ekspor migas ini disebabkan oleh turunnya nilai ekspor gas sebesar 9,67%.

Sementara itu, ekspor nonmigas Maret 2018 tercatat sebesar dipicu oleh pertumbuhan ekspor pertanian dan pertambangan yang meningkat masing-masing sebesar 20,01% dan 22,66% menjadi US$280 juta dan US2,78 miliar.

Peningkatan ekspor pertambangan yang signifikan ini ditopang oleh komoditas batu bara yang tumbuh 24% dan biji tembaga sebesar 36%.

Adapun, nilai impor Maret 2018 mencapai US$14,49 miliar atau naik 2,13% dibandingkan posisi Februari 2018. Kenaikan impor terjadi kenaikan impor migas dan nonmigas sebesar masing-masing 1,24% dan 2,30%.

Sementara itu, impor barang konsumsi turun 12,80% menjadi US$1,20 miliar disebabkan berakhirnya masa impor beras pemerintah. Adapun, impor kurma mengalami kenaikan 86% dibandingkan Februari 2018. Impor ini begerak seiring puasa yang akan jatuh pada Mei 2018.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper