Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KINERJA PERDAGANGAN APRIL: BPS Rilis Pk. 11.00 WIB, Ekonom Prediksi Masih Surplus

Badan Pusat Statistik pada hari ini, Selasa (15/5/2018) akan merilis kinerja perdagangan Indonesia sepanjang April 2018
Petugas memantau pemindahan kontainer ke atas kapal di New Priok Container Terminal One (NPCT 1), Jakarta, Senin (12/3/2018)./JIBI-Dwi Prasetya
Petugas memantau pemindahan kontainer ke atas kapal di New Priok Container Terminal One (NPCT 1), Jakarta, Senin (12/3/2018)./JIBI-Dwi Prasetya

Bisnis.com, JAKARTA- Badan Pusat Statistik pada hari ini, Selasa (15/5/2018) akan merilis kinerja perdagangan Indonesia sepanjang April 2018.

Dari laman BPS dikemukakan, kepala Badan Pusat Statistik Suhariyanto akan memaparkan data kinerja perdagangan di gedung BPS, pk.11.00 WIB.

Adapun data yang dirilis siang ini oleh BPS adalah:

  • Perkembangan ekspor dan impor Indonesia padaApril 2018
  • Perkembangan upah pekerja/buruh April 2018.

Sejumlah ekonom memprediksi surplus neraca perdagangan berlanjut pada April 2018 seiring dengan penguatan ekspor akibat kenaikan harga sejumlah komoditas utama Indonesia sebagai dampak tingginya harga minyak dunia.

Ekonom PT Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih mengatakan, potensi surplus berasal dari kenaikan harga komoditas ekspor utama Indonesia seperti CPO dan batu bara sebagai imbas dari kenaikan harga minyak dunia.

Kendati Indonesia menjadi negara net importir minyak, Indonesia juga tercatat masih melakukan ekspor minyak mentah. Lana melihat sedikit banyak kondisi ini akan mempengaruhi neraca perdagangan Indonesia pada April 2018.

Faktor lain yang membuka potensi surplus, yaitu perlambatan impor. "Saya kira ada potensi surplus karena impor yang juga melambat dibandingkan dengan Maret 2018," kata Lana seperti dikutip Bisnis Indonesia (15/5/2018).

Ekonom Bank Tabungan Negara (BTN) Winang Budoyo memperkirakan neraca perdagangan akan mencapai US$936 juta pada April 2018.

Dari angka tersebut, pertumbuhan ekspor diperkirakan mencapai 11% year-on-year (yoy) pada April 2018, sedangkan impor sebesar 15,5% (yoy).

Winang mengungkapkan, surplus yang menyusut dibandingkan dengan Maret tersebut disebabkan oleh peranan ekspor komoditas yang menurun.

Dia menuturkan, hambatan ekspor CPO ke India dan ketidakpastian perang dagang China-AS bisa menjadi faktor pendukung.

Konsensus 15 ekonom yang disurvei Bloomberg, Senin (14//5), memperkirakan neraca perdagangan April 2018 diperkirakan mengalami surplus dengan proyeksi rerata US$752,26 juta dan nilai median US$782 juta.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper