Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

ESDM Bakal Bereskan Kontrak Blok Terminasi 2026 Sampai Akhir Tahun ini

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral bakal menuntaskan penetapan kontrak blok terminasi sampai 2026 pada akhir tahun ini.
Blok migas/Ilustrasi
Blok migas/Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA -- Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral bakal menuntaskan penetapan kontrak blok terminasi sampai 2026 pada akhir tahun ini.

Dirjen Migas Kementerian ESDM Djoko Siswanto mengatakan, pihaknya sudah memberikan jadwal untuk penyelesaian kontrak blok migas terminasi sampai 2026. Pada Mei 2018, pihaknya sudah menyelesaikan 4 blok migas terminasi pada 2019.

"Nanti, pada Juni 2019 sebelum lebaran, kami akan bereskan 6 blok migas yang terminasi 2020," ujarnya pada jumpa pers Jumat (11/5) malam.

Djoko melanjutkan, selanjutnya, pihaknya juga akan menyelesaikan kontrak blok terminasi 2021 pada Juli 2018, terminasi pada 2022 pada Agustus 2022, sampai terminasi 2026 yang akan dibereskan pada 2026.

"Nah, periode krusial itu adalah ketika memutuskan kontrak pada 2021 karena ada Blok Rokan yang memiliki produksi besar," ujarnya.

Dalam penentuan operator dan ketentuan kontrak Blok Rokan dinilai cukup sulit karena memiliki banyak peminat.

Djoko menuturkan, sejauh ini peminat yang sudah mengajukan proposal adalah operator eksis yakni, Chevron. Selain itu, PT Pertamina (Persero) juga telah mengajukan proposal untuk Rokan.

"Selain itu, ada beberapa lagi yang sudah mengutarakan minatnya secara lisan," ujarnya.

Blok Rokan disebut salah satu wilayah kerja migas yang memiliki kapasitas produksi raksasa. Dari data terakhir, produksi Blok di Riau itu sebesar 260.000 barel per hari.

Pertamina pun mengaku ikut mengajukan proposal di Blok Rokan karena memiliki kapasitas produksi yang besar.

Plt. Direktur utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan, perseroan hanya akan mengajukan permohonan pengelolaan blok migas dengan kapasitas produksi yang besar.

Seperti, pada Blok terminasi 2019, Pertamina tidak ajukan untuk blok Bula dan Seram nonBula karena dinilai memiliki produksi yang kecil, tetapi biaya operasionalnya cukup besar.

Adapun, sepanjang tahun ini, Pertamina secara resmi telah mendapatkan 11 Blok migas. Pada awal tahun ini, Pertamina resmi mengelola Blok Mahakam, lalu pada April 2018 Pertamina merampungkan kontrak 8 blok terminasi 2018, dan Jumat malam (11/5) Pertamina kembali ditugaskan mengelola 2 blok terminasi 2019.

Secara khusus, dari total pengelolaan 10 blok terminasi 2018 dan 2019, Pertamina memperkirakan bisa mendapatkan pendapatan senilai US$24 miliar dalam 20 tahun kontrak berjalan alias US$1,2 miliar per tahun.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Surya Rianto
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper