Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Produksi Membaik, Harga Rumput Laut Turun

Harga rumput laut turun setelah karagenan dan agar-agar lolos dari ancaman delisting dari daftar pangan organik Amerika Serikat dibarengi dengan pasokan yang baik awal tahun ini.
Nelayan rumput laut/Antara
Nelayan rumput laut/Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Harga rumput laut turun setelah karagenan dan agar-agar lolos dari ancaman delisting dari daftar pangan organik Amerika Serikat dibarengi dengan pasokan yang baik awal tahun ini.

Harga rumput laut kering jenis cottonii kini Rp13.000 per kg menurut catatan Asosiasi Rumput Laut Indonesia (ARLI), setelah akhir tahun lalu mencapai Rp15.000-Rp20.000 per kg. Bahkan di Sulawesi, harga menyentuh Rp27.000 per kg kering karena curah hujan di beberapa sentra produksi tinggi sehingga menyulitkan pengeringan dan distribusi.

Ketua Umum ARLI Safari Aziz mengatakan harga produk substitusi karaginan dan agar-agar turun begitu Departemen Pertanian AS (USDA) mengumumkan kedua produk turunan rumput laut itu tetap dipertahankan dalam daftar bahan pangan organik hingga 2023.

"Waktu delisting dilepas, saingannya banting harga," katanya kepada Bisnis, baru-baru ini.

Substitusi karaginan a.l. gelatin, tapioka, maizena, dan bahan kimia, yang biasa dipakai sebagai pengental untuk salad dressing, pengenyal sosis, pelembut es krim, dan penjernih bir. Hidrokoloid ini juga biasa digunakan sebagai pencampur pada produk farmasi dan kosmetik. Adapun bahan baku karaginan adalah cottonii.

Penurunan harga juga terjadi pada gracillaria yang menjadi bahan baku agar-agar. Menurut Manajer Pengembangan dan Kultivasi PT Agar Swallow --produsen tepung agar di Kabupaten Bogor, Jawa Barat-- Yanuarius Triyanto, harga bahan baku kini berkisar Rp5.000-Rp8.500 per kg kering setelah tahun lalu mencapai Rp10.000-Rp13.000 per kg kering.

Dia menjelaskan curah hujan yang rendah awal tahun ini membuat suplai rumput laut cenderung stabil meskipun belum memasuki musim panen. Masa panen rumput laut biasanya berlangsung mulai kuartal II hingga akhir tahun saat musim kemarau.

"Sekarang produksi stabil sehingga walaupun eksportir banyak, kami bisa kontrol harganya," kata Yanuarius saat dihubungi Bisnis, Minggu (6/5/2018).

Tahun lalu, lanjut dia, curah hujan yang cenderung tinggi mengganggu pengeringan dan membuat kualitas bahan baku turun karena kadar air tawar yang tinggi. Kondisi itu membuat pasokan bahan baku yang bermutu sedikit.

Di tengah pasokan yang sedikit, industri hilir harus berebut dengan eksportir. Akibatnya, harga rumput laut kering menanjak.

PT Agar Swallow membutuhkan gracillaria kering 500-2.000 ton per bulan untuk memproduksi tepung agar 60 ton per bulan. Selain pabrik makanan, PT Agar Swallow memasok tepung agar kepada perusahaan farmasi, kosmetik, dan laboratorium.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper