Bisnis.com, JAKARTA – Perusahaan pelayaran milik negara PT Djakarta Lloyd (Persero) bakal menambah satu kapal curah baru dari kelas supramax untuk mengerjakan kontrak pengangkutan batu bara. Perseroan juga tengah mempersiapkan penerbitan surat utang untuk membeli armada tanker.
Direktur Utama Djakarta Lloyd, Suyoto mengatakan tren harga kapal curah bekas saat tengah melandai.
Perseroan membidik waktu yang tepat untuk masuk dalam proses lelang sehingga mendapatkan harga terbaik. "Kapal yang kedua masih dalam proses, kami cari [saat harga] bottom," jelasnya kepada Bisnis, hari ini Kamis (3/4/2018).
Djakarta Lloyd mendapat kontrak pengangkutan batu bara sebanyak 3,7 juta ton tahun ini. Perseroan telah membeli satu unit kapal berkapasitas 56.000 DWT untuk menggara kontra tersebut. Kapal itu sudah diterima Djakarta Lloyd pada pertengahan April 2018 lalu di Batam.
Selain kapal curah, Djakarta Lloyd juga berniat membeli empat kapal tug and barge (tongkang) dan dua unit harbour tug (kapal tunda). Tambahan armada jenis kapal tunda dan tongkang dibutuhkan karena perseroan juga menjalin kerja sama dengan kalangan swasta.
Suyoto menyebut Djakarta Lloyd meraup kontrak pengangkutan batu bara dengan Grup Surya Mega Adiperkasa sebanyak 500.000 ton. erseroan juga telah menjalin kerja sama dengan PT Dire Pratama, anak usaha PT Darma Henwa Tbk.
"Kami semakin dipercaya dan makin yakin kami bisa menjadi perusahaan pelayaran yang membawa bendera negara," tuturnya.
Di sisi lain, Djakarta Lloyd tengah mengajukan proses pemeringkatan surat utang medium term notes (MTN) ke PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo). Penerbitan surat utang menurut Suyoto diperlukan karena perseroan telah menyerap seluruh dana penyertaan modal negara (PMN) tunai senilai Rp350 miliar.
Untuk tahap awal, Djakarta Lloyd akan menerbitkan MTN sebesar Rp200 miliar. Surat utang ini akan ditawarkan ke sejumlah investor dari kalangan dana pensiun maupun perusahaan keuangan lainnya. Suyoto yakin penerbitan MTN tidak akan membebani perseroan di kemudian hari sebagaimana pernah terjadi dalam kiprah Djakarta Lloyd.
Dia menekankan, Djakarta Lloyd sudah memiliki kontrak angkutan minyak selama sepuluh tahun sehingga perseroan punya kemampuan untuk melunasi surat utang tersebut saat jatuh tempo. Rencananya, dana hasil penerbitan MTN akan digunakan untuk membeli kapal tanker. Saat ini, Djakarta Lloyd juga sudah memesan kapal tanker baru ke galangan PT Dok Perkapalan Surabaya (Persero).