Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perkuat Rupiah, Ekspor harus Digenjot agar Cadangan Devisa Naik

Peningkatan ekspor, merupakan cara terbaik untuk meningkatkan cadangan devisa sehingga dapat menguatkan kurs rupiah.
Ilustrasi/Bisnis
Ilustrasi/Bisnis

Bisnis.com, MALANG—Peningkatan ekspor, merupakan cara terbaik untuk meningkatkan cadangan devisa sehingga dapat menguatkan kurs rupiah.

Ekonom Faisal Basri mengatakan cadangan devisa perlu ditingkatkan karena posisinya turun bila dibandingkan Januari-Februari. Selama Januari-Februari 2018, cadangan devisa masih sekitar US$ 6 miliar, namun pada Maret sudah turun yang diantaranya digunakan untuk operasi pasar meredam kenaikan kurs dollar AS.

“Yang juga bisa dilakukan untuk menahan angka devisa tidak tergerus dengan mengurangi impor,” ujarnya di sela-sela di sela-sela Konferensi Regional Akuntansi V di Malang, Kamis (3/5/2018).

Dia menontohkan angka pengurangan impor di dalam komoditas minyak bumi. Mestinya, impor minyak yang dilakukan pemerintah berbentuk crude, bukan yang sudah diolah.

Dengan demikian, lanjut Faisal, harga minyak yang diimpor lebih murah. Di sisi lain, Indonesia bisa mengembangkan industri pengolahan minyak mentah.Jika berhasil diintegrasikan dengan industri petrokomia, maka nilai tambahnya akan semakin tinggi.

"Karena itulah, posisi Pertamina juga perlu diperkuat. Bukan direcoki pemerintah dan politik sehingga membuat kinerjanya tidak maksimal," ujarnya.

Di samping itu, majunya industri petrokimia juga mampu mengurangi angka impor produk tersebut yang  angkanya tinggi, sehingga mengurangi pengeluaran cadangan dollar AS Indonesia.

Dengan cara itu, maka penghematan pengeluaran untuk impor minyak bisa sangat berkurang. Saat ini, kebutuhan konsumsi minyak nasional mencapai 1,6 juta barel per hari, jauh lebih tinggi dari produksi minyak nasional yang hanya mencapai 800.000 barel per hari.

Perlu diwaspadai, investor asing mengusasi SUN sebesar 40%. Dengan demikian, jika terjadi penaikan suku bunga FED, maka investasi asing kembali ke AS menjadi lebih besar.

“Tapi repotnya, di dalam negeri malah bank-bank beramai-ramai menurunkan suku bunga penyimpanan dana,” ujarnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Choirul Anam
Editor : Sutarno

Topik

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper