Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

HAMBATAN DAGANG AS: Tarif Impor Baja Ditunda, Jerman Berharap Bebas Permanen

Pemerintah Jerman telah mencatat keputusan Presiden AS Donald Trump untuk menunda pengenaan tarif baja dan aluminium di Uni Eropa, dan masih mengharapkan pembebasan permanen, seperti dikemukakan wakil juru bicara pemerintah Martina Fietz.
Baja./.spindo.com
Baja./.spindo.com

Bisnis.com, JAKARTA- Presiden AS Donald Trump memperpanjang penangguhan tarif impor baja dan aluminium untuk Kanada, Uni Eropa, dan Meksiko sebulan lagi hingga 1 Juni 2018.

Negeri Paman Sam juga telah mencapai kesepakatan untuk mengecualikan tarif secara permanen untuk Argentina, Australia, dan Brasil.

Pemerintah Jerman telah mencatat keputusan Presiden AS Donald Trump untuk menunda pengenaan tarif baja dan aluminium di Uni Eropa, dan masih mengharapkan pembebasan permanen, seperti dikemukakan wakil juru bicara pemerintah Martina Fietz.

"Baik untuk Uni Eropa maupun Amerika Serikat dalam hubungan perdagangan," kata Fietz seperti dikutip Reuters, Selasa (1/5/2018).

Seperti diketahui, Presiden AS Donald Trump memperpanjang penangguhan tarif impor baja dan aluminium untuk Kanada, Uni Eropa, dan Meksiko sebulan lagi hingga 1 Juni 2018. Selain itu, Negeri Paman Sam juga telah mencapai kesepakatan untuk mengecualikan tarif secara permanen untuk Argentina, Australia, dan Brasil.

Pengumuman itu disampaikan oleh Gedung Putih beberapa jam sebelum masa penangguhan tarif sebelumnya berakhir pada Selasa (1/5/2018) pukul 12.01 waktu setempat.

Melalui pernyataan, Gedung Putih mengatakan rincian untuk kesepakatan dengan Brasil. Argentina, dan Australia akan difinalisasi secepatnya dan tidak akan mengubah persyaratan yang telah ditentukan.

“Pemerintah AS juga memperpanjang perundingan dengan Kanada, Meksiko, dan Uni Eropa untuk finalisasi dalam 30 hari. Dalam semua perundingan itu, Pemerintah AS akan fokus untuk kuota yang akan dibatasi untuk impor, mencegah transshipment, dan melindungi keamanan nasional,” tulis Gedung Putih seperti dikutip Reuters, Selasa (1/5/2018).

Sementara itu, menurut sumber yang tidak ingin disebutkan identitasnya, keputusan ini juga menyampaikan tidak akan ada lagi perpanjangan setelah 1 Juni 2018 untuk penangguhan tarif.

Adapun kondisi maupun persyaratan yang disetujui Brasil, Argentina, dan Australia untuk mendapatkan pengecualian tarif masih belum diketahui. Sementara Korea Selatan berhasil mendapatkan pengecualian tarif baja karena Negeri Ginseng bersedia untuk memotong kuota pengiriman sekitar 30% dari level pengiriman tahun lalu. Kemudian, Seoul juga masih dikenakan tarif impor untuk produk aluminium.

Gedung Putih pun menyampaikan bahwa kesepakatan itu mencerminkan upaya Pemerintahan Trump, “untuk mencapai hasil yang adil dengan para mitra dagang untuk melindungi keamanan nasional dan menghadapi tantangan global dalam industri baja dan aluminium.”

Adapun Trump telah menerapkan tarif impor sebesar 25% untuk baja dan 10% untuk aluminium pada 23 Maret 2018. Namun, dia menjamin pengecualian sementara untuk Kanada, Meksiko, Brasil, UE, Australia, dan Argentina. Selain itu, dia juga menjamin pengecualian permanen pengenaan tarif baja untuk Korea Selatan.

Trump menggunakan hukum perdagangan tahun 1962 untuk menegakkan perlindungan terhadap produsen baja dan aluminium Negeri Paman Sam dengan tujuan keamanan nasional.

Langkah itu diambil di tengah-tengah melimpahnya pasokan kedua logam tersebut dan Trump menyalahkan kelebihan produksi dari China.

Oleh karena itu, tarif tersebut diberlakukan untuk dapat memacu produksi logam dalam negeri AS serta meningkatkan kapasitas pemanfaatannya menjadi di atas 80% untuk pertama kalinya selama bertahun-tahun ini.

Namun, efek samping dari pengenaan tarif tersebut adalah meningkatkan friksi perdagangan antara Negeri Paman Sam dengan negara-negara mitra dagangnya. Bahkan, AS juga telah mendapatkan beberapa keluhan yang diajukan negara mitranya melalui Organisasi Dagang Internasional (WTO).


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper