Bisnis.com, BALIKPAPAN - Hasil monitoring di Teluk Balikpapan mendapati nilai minyak dan lemak perairan telah melampaui batas baku mutu pasca-kejadian tumpahan minyak, 31 Maret silam.
Tumpahan minyak yang bersumber dari fasilitas pipa Pertamina itu bak bencana, tak cuma bagi nelayan, namun juga kelangsungan hidup biota laut.
“Hasil dari sampel air menunjukan bahwa habitat pesut, duyung dan lumba-lumba lain sudah tercemar minyak dan ini menimbulkan kecemasan terhadap populasi mereka,” jelas Danielle Kreb, Manajer Program Ilmiah Yayasan Konservasi Rare Aquatic Species of Indonesia (Rasi) dihubungi Bisnis, Senin (23/4/2018).
Hasil uji kualitas sampel air yang diambil pada 11 dan 12 April di dalam habitat pesut di 4 dari 9 lokasi, menunjukkan nilai minyak dan lemak melampaui baku mutu. Di 3 lokasi pesut atau lumba-lumba menampakkan diri, konsentrasi minyak di permukaan air juga cukup mencemaskan.