Bisnis.com, JAKARTA -- Peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia pada 2017 turut terlihat dari perubahan status pembangunan manusia di tingkat provinsi. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah provinsi yang berstatus sedang berkurang dari 21 provinsi pada 2016 menjadi 18 provinsi pada tahun lalu.
Dalam laporan yang dirilis Senin (16/4/2018), secara keseluruhan IPM Indonesia berada di posisi 70,81 pada 2017. Angka ini meningkat 0,63 poin atau 0,9% dibandingkan capaian tahun sebelumnya.
Tiga provinsi yang statusnya naik dari sedang menjadi tinggi adalah Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan. Dengan demikian, saat ini terdapat 14 provinsi yang berstatus pembangunan manusia “tinggi”, yaitu Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Kepulauan Riau, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Banten, Bali, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, dan Sulawesi Selatan.
Sementara itu, DKI Jakarta menjadi provinsi dengan IPM di level sangat tinggi. Sebaliknya, Papua masih berstatus rendah.
BPS menyebutkan IPM pada level provinsi berkisar antara 59,09-80,06. IPM di Papua sebesar 59,09, sedangkan 80,06 tercatat di DKI Jakarta.
Meski demikian, Papua menjadi salah satu provinsi dengan kemajuan pembangunan manusia tercepat dalam periode 2016-2017, yakni naik 1,79%. Dua provinsi lainnya yaitu Papua Barat dan Nusa Tenggara Barat (NTB), masing-masing tumbuh 1,25% dan 1,17%.
Baca Juga
Kemajuan pembangunan manusia di Papua dan Papua Barat didorong oleh dimensi standar hidup layak, sedangkan di NTB lebih dikarenakan perbaikan dimensi pendidikan dan standar hidup layak.
Pada dimensi umur panjang dan hidup sehat, Umur Harapan Hidup (UHH) saat lahir berkisar antara 64,34 tahun (Sulawesi Barat) hingga 74,74 tahun (DI Yogyakarta).
Sementara itu, pada dimensi pengetahuan, Harapan Lama Sekolah (HLS) berkisar antara 10,54 tahun (Papua) hingga 15,42 tahun (DI Yogyakarta). Adapun Rata-rata Lama Sekolah (RLS) penduduk usia 25 tahun ke atas berkisar antara 6,27 tahun (Papua) hingga 11,02 tahun (DKI Jakarta).
Di sisi pengeluaran, pengeluaran per kapita di tingkat provinsi berkisar antara Rp7 juta per tahun (Papua) hingga Rp17,7 juta per tahun (DKI Jakarta).
Data BPS juga menunjukkan angka harapan hidup bagi bayi yang lahir pada 2017 meningkat menjadi 71,06 tahun, lebih lama 0,16 tahun dibandingkan dengan bayi yang lahir pada 2016. Anak-anak yang pada 2017 berusia 7 tahun memiliki harapan dapat menikmat pendidikan selama 12,85 tahun (Diploma I), lebih lama 0,13 tahun dibandingkan dengan anak-anak berumur sama di tahun sebelumnya.
Adapun penduduk usia 25 tahun ke atas secara rata-rata telah menempuh pendidikan selama 8,10 tahun (kelas IX) atau kelas 3 Sekolah Menengah Pertama (SMP), lebih lama 0,15 tahun dibandingkan tahun sebelumnya.
Pada 2017, masyarakat Indonesia memenuhi kebutuhan hidup mereka dengan rata-rata pengeluaran per kapita sebesar Rp10,66 juta per tahun, meningkat Rp244.000, dibandingkan dengan pengeluaran tahun sebelumnya.
IPM merupakan indikator penting untuk mengukur keberhasilan dalam upaya membangun kualitas hidup manusia (masyarakat atau penduduk). IPM menjelaskan bagaimana penduduk dapat mengakses hasil pembangunan dalam memperoleh pendapatan, kesehatan, pendidikan, dan sebagainya. IPM dibentuk oleh tga dimensi dasar, yaitu umur panjang dan hidup sehat (a long and healthy life), pengetahuan (knowledge), dan standar hidup layak (decent standard of living).
Untuk melihat kemajuan pembangunan manusia, terdapat dua aspek yang perlu diperhatkan, yaitu kecepatan dan status pencapaian.
Secara umum, BPS menyatakan pembangunan manusia Indonesia terus mengalami kemajuan selama periode 2010-2017. IPM Indonesia meningkat dari 66,53 pada 2010 menjadi 70,81 pada 2017.
Selama periode tersebut, IPM Indonesia rata-rata tumbuh sebesar 0,89% per tahun dan meningkat dari level sedang menjadi tinggi mulai 2016. Khusus untuk periode 2016–2017, IPM Indonesia tumbuh 0,9%.