Bisnis.com, BADUNG — Mozambik meminta pengusaha Indonesia untuk berinvestasi dalam bentuk pabrik tekstil di negara tersebut karena merupakan salah satu penghasil bahan mentah katun.
Penegasan itu disampaikan oleh Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita usai pertemuan dengan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Mozambik Ragendra Berta de Sousa di sela-sela Indonesia Afrika Forum (IAF) di Nusa Dua. Masuknya Indonesia ke salah satu negara di Afrika tersebut diyakini dapat menjadi pintu masuk ke wilayah Afrika.
“Mereka produksi cotton mentah dan bisa juga dari sana itu nanti bisa jadi pintu masuk Afrika, tapi mereka juga punya kuota ke beberapa negara lain. Kita pakai kerjasama itu sebagai hub,” paparnya hari ini, Rabu (11/4/2018).
Selain tekstil, Mozambik juga mendorong pengusaha Indonesia berinvestasi dalam bidang pabrik gula hingga pemrosesan makanan karena peluangnya besar. Enggar mengatakan dalam waktu dekat, delegasi bisnis dari Indonesia akan datang langsung ke salah satu negara di Afrika tersebut untuk melihat sejumlah potensi yang memungkinkan didanai.
Lebih lanjut dijelaskan untuk merealisaikan investasi itu, Indonesia dan Mozambik telah sepakat meluncurkan Preferential Trade Agreement (PTA) yakni semacam kesepakatan dua negara untuk mengurangi tarif produk tertentu tanpa menghilangan tariff. Menurutnya, draf kerja sama PTA akan segera disiapkan dan diharapkan pada tahun ini bisa ditandatangai oleh kedua negara
“Direncanakan pada bulan Mei atau Juni paling lambat kami akan berkunjung ke Mozambik dan tentu beberapa negara lain tapi Mozambik prioritas. Kami akan juga membahas tindak lanjut dari draf yang kami sampaikan kemudian respon dari Mozambik,” jelasnya.
Enggar menegaskan akan melibatkan duta besar Indonesia untuk Mozambik untuk ikut terlibat menyelesaikan draf perjanjian tersebut. Diharapkan dalam waktu tidak terlalu lama kerjasama bilateral kedua negara bisa berjalan dan akan menjadi perjanjian pertama dengan negara di Afrika.
Menteri Perindustrian dan Perdagangan Mozambik Ragendra Berta de Sousa menambahkan akan segera mengutus delegasi teknis menyelesaikan draf yang akan disodorkan Indonesia agar kerja sama dua negara dapat segera terwujud. Dia mengungkapkan negaranya memiliki potensi bagi pengusaha Indonesia, terutama di sektor pertanian, pariwisata, energy, infrastruktur serta industry lain.
“Kami cocok dengan Indonesia dan dokumen akan segera [kami finalisasi] dari sejak sekarang dan kami harap kurang dari 12 bulan [sudah rampung],” paparnya.