Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PASOKAN BAWANG PUTIH: Pedagang di Pasar Induk Mengadu ke DPR

Kelompok Pedagang Bawang Putih Pasar Induk mengadu kepada Komisi IV DPR tentang kelangkaan bawang putih di pasar tradisional yang menyebabkan terjadinya lonjakan harga di pasar-pasar tradisional lainnya.
Bawang putih impor/Antara
Bawang putih impor/Antara

Bisnis.com, JAKARTA—Kelompok Pedagang Bawang Putih Pasar Induk mengadu kepada Komisi IV DPR tentang kelangkaan bawang putih di pasar tradisional yang menyebabkan terjadinya lonjakan harga di pasar-pasar tradisional lainnya.

Perwakilan dari Kelompok Pedagang Bawang Putih Pasar Induk, Siti Khairul mengatakan sudah seminggu belakangan tidak ada pasokan bawang putih yang masuk ke Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur. Menurutnya, seringkali ada kontainer memasok bawang putih yang masuk ke Pasar Induk tapi lenyap seketika saat malam hari.

"Siapa yang punya bawang putih hari ini? Tidak ada. Kami pedagang bawang putih tapi tidak bisa menjualnya, karena tidak punya barangnya," katanya, pada Selasa (10/4/2018).

Siti Khairul merupakan pedagang bawang putih di Blok BCT no.100 Pasar Induk Kramat Jati. Menurutnya, pedagang di level pasar induk sudah saling berebut untuk bisa mendapatkan pasokan karena terjadi kelangkaan.

Dia sudah coba menelusuri ke kementrian pertanian, namun dilempar ke kementrian perdagangan. Sampai disana, kementrian perdagangan mengatakan tidak ada masalah pada komoditas bawang putih, karena hal itu merupakan tanggungjawab importir untuk ketersediaan pasokan.

Siti beralih ke para importir bawang putih, namun dikatakan permasalahannya adalah sistem regulasi bea cukai yang berbelit-belit karena harus mengecek setiap kontainer bawang putih agar dipastikan tidak ada kontaminasi. Sementara bea cukai, mengatakan tidak pernah mengecek seluruh kontainer. "Dikatakan oleh Bea Cukai, importir yang enggak benar," katanya.

Terakhir kali Siti berjualan bawang putih adalah 3 April 2018, semenjak itu belum ada lagi pasokan bawang putih dari importir ke pasar induk. Jadi dia tidak bisa menjawab harga pasaran bawang putih karena tidak memiliki stok. Kalau pun ada kontainer yang masuk dalam jumlah yang kecil dan tidak cukup bagi semua pedagang.

Siti mengetahui informasi tentang panen bawang putih lokal di Banyuwangi, namun barangnya tidak pernah masuk sampai ke Pasar Induk. Oleh sebab itu dia tidak pernah menjual bawang putih lokal di tokonya. "Stok yang sekarang saya miliki adalah bawang putih kating harganya Rp27.000 per kg,"katanya.

Sementara itu, Suparta pedagang bawang putih dari Pasar Induk Kemang Bogor mengungkapkan sejak januari sampai dengan April pasokan bawang putih dari importir makin sulit.

Suparta mengatakan, pada Januari pasokan ke Pasar Induk masih normal sekitar 3-4 kontainer per bulan. 1 Kontainer berisi 1.400-1.500 bal dengan masing-masing bal berisi 20kg. Tapi sekarang untuk bulan April belum masuk sama sekali.

"Katanya banyak barang [bawang putih] tapi di lapangan sudah tidak ada barang. Makanya agak aneh sekarang, barang susah tapi harga tidak boleh tinggi," katanya.

Menurutnya, hukum ekonomi dasar adalah ketika permintaan naik tapi pasokan sedikit otomatis harga akan naik. Tapi hal itu tidak terjadi pada komoditas bawang putih.

Dia tetap membeli Rp21.000 per kg dari importir dan menjual Rp22.000 per kg ke pedagang eceran. Suprapta mengaku tidak bisa menjual lebih dari harga tersebut karena takut dituduh melakukan praktik perdagangan yang tidak benar dam terkena tuntutan hukum.

Akibatnya omzet penjualan bawang putih menurun drastis antara 30%-40% per bulan, karena pedagang bawang putih hanya bisa menjual dengan selisih Rp1.000.

"Awal-awal tahun kami masih bisa dapat harga Rp20.000 per kg, tapi sekarang tidak lagi. Kami hanya menjual dengan selisih Rp1.000 itu pun dipotong oleh biaya angkut kuli dan lainnya,"katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper