Bisnis.com, SURABAYA - Perusahaan logsitik Khrisna Group mendapatkan izin pengelolaan pusat logistik berikat (PLB) di Pelabuhan Benoa, Denpasar, Bali, dengan memanfaatkan lahan seluas 5 hektare milik PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III.
CEO Khrisna Group, Anak Agung Ngurah Mahendra mengatakan mengelola kawasan PLB merupakan yang pertama kali dilakukan perusahaan itu.
Kali ini PLB tersebut akan berdiri di atas lahan milik Pelindo III yang secara resmi diawali dengan penandatanganan kerja sama memorandum of collaboration (MoC) pada Senin (9/4/2018).
"Dengan adanya PLB ini, diharapkan kita bisa mengembangkan sektor UMKM menuju pasar ekspor, di mana kebetulan saya sebagai ketua pengurus daerah induk UMKM Indonesia di Bali," ujarnya di sela-sela penandatanganan kerja sama Pelindo III - Khrisna Group pada Senin (9/4/2018).
Dia mengemukakan selama ini sektor UMKM sudah punya kemampuan baik modal hingga kreativitas dalam mengembangkan sebuah produk. Namun, yang perlu didorong oleh pemerintah adalah kemudahan memperoleh pasar baik domestik maupun internasional.
"Melalui PLB ini juga diharapkan UMKM bisa dengan mudah melakukan ekspor produknya karena segala perizinan sudah dipermudah oleh pemerintah," tambahnya.
Ngurah Mahendra mengharapkan PLB di Pelabuhan Benoa tersebut bisa memfasilitasi minimal 200 UMKM dari Bali dan seluruh produk UMKM Indonesia.
"Sekarang yang berkembang di Bali adalah produk UMKM makanan dan minuman dengan pertumbuhan 30%-40% khususnya minuman tradisional dan alkohool juga sudah diperbolehkan untuk diekspor," ujarnya.
Khrisna Group sudah mendapatkan izin regulated agent untuk 11 lokasi layanan kargo atau logistik yang tersebar di Indonesia baik di bandara maupun pelabuhan di Bali, Jakarta, Lombok, Ambon, Makassar, hingga Timika.
CEO Pelindo III IG. N. Askhara Danadiputra atau yang akrab disapa Ari Askhara menambahkan ke depan BUMN itu tidak hanya ingin menyewakan lahannya untuk pusat logsitik selama 5 tahun, tetapi ada kerja sama lain yang berkelanjutan.