Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pengusaha Truk Minta Diatur Tegas

Pelaku usaha truk angkutan barang meminta pemerintah mengatur mereka lebih jelas sehingga tidak selalu dijadikan tumbal saat terjadi masalah di transportasi darat.
CEO PT Lookman Djaja Kyatmaja Lookman (kedua kanan), Regional Sales Manager ExxonMobil Lubricants Indonesia Endratno Sembiring (dari kiri), Commercial Vehicle Lubricants Regional Sales Manager Indra Ardianti, dan General Manager Automotive Sales Alfin Kurniadi, berfoto saat memperkenalkan Mobil Delvac MX ESP dalam pameran Indonesia Transport Supply Chain and Logistic 2017 di Jakarta, Selasa (10/10)./JIBI-Dwi Prasetya
CEO PT Lookman Djaja Kyatmaja Lookman (kedua kanan), Regional Sales Manager ExxonMobil Lubricants Indonesia Endratno Sembiring (dari kiri), Commercial Vehicle Lubricants Regional Sales Manager Indra Ardianti, dan General Manager Automotive Sales Alfin Kurniadi, berfoto saat memperkenalkan Mobil Delvac MX ESP dalam pameran Indonesia Transport Supply Chain and Logistic 2017 di Jakarta, Selasa (10/10)./JIBI-Dwi Prasetya

Bisnis.com, JAKARTA – Pelaku usaha truk angkutan barang meminta pemerintah mengatur mereka lebih jelas sehingga tidak selalu dijadikan tumbal saat terjadi masalah di transportasi darat.

Wakil Ketua Umum bidang Logistik Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Kyatmaja Lookman mengatakan permasalahan truk logistik sangat kompleks sehingga perlu dukungan pemerintah pusat sebagai pembuat kebijakan.

“Truk tidak diatur pemerintah pusat, tapi hanya kabupaten dan kota. Selain itu mereka tidak melakukan pembinaan pada pengusaha truk. Akibatnya kita bekerja berdasarkan permintaan pasar,” katanya kepada Bisnis, Rabu (4/4/2018).

Karena tidak diatur, banyak pengusaha truk yang harus membawa barang melebihi kapasitas angkut kendaraan itu sendiri.

Kyat menjelaskan mereka harus melakukan itu karena harus bersaing dengan pasar yang berlomba memberikan jasa lebih murah. Untuk mengimbangi banting harga, pengusaha harus membawa barang banyak.

Dari sini, berakibat pada kecepatan truk yang melambat hingga membuat penyempitan jalut kendaraan di tol dan bermuara pada kemacetan.

Hal pertama yang harus dilakukan pemerintah menurut Kyat adalah melakukan pembinaan dengan pengusaha. Mereka harus diberikan pemahaman apa yang harus dilakukan dan tidak boleh dikerjakan.

Selain itu juga perlu ada pentarifan harga dengan jelas dan tegas. “Dishub daerah menyambangi perusahaan satu persatu dilihat sistem manajemen mereka. Transportasi ini kan banyak dampaknya. Kalau pembinaan yang tidak bagus, aspek sosial dan lingkungan jadi dampak,” jelasya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper