Bisnis.com, JAKARTA – Konsultan properti, Jones Lang LaSalle atau JLL Indonesia menyatakan dalam laporan triwulan pertama 2018, permintaan gedung kantor di kawasan non central business district atau non CBD meningkat di daerah Jakarta Selatan, termasuk kawasan TB Simatupang.
Head of Research JLL Indonesia James Taylor mengatakan saat ini permintaan untuk pasar perkantoran Grade B terbilang cukup sehat meskipun banyak tenant yang berpindah ke kawasan CBD. Alhasil, penyerapan kantor non CBD pada triwulan pertama tahun ini diperkirakan mencapai 12.000 meter persegi.
“Harga sewa di Jakarta Selatan menurun seperti pasokan yang terus bertumbuh ke volume yang lebih besar,” kata James di kantor JLL Indonesia, Bursa Efek Indonesia, Rabu (4/4/2018).
Ada pun persentase okupansi di Jakarta Selatan mencapai 79%, masih kalah dengan lokasi Jakarta Timur sebesar 92% dan Jakarta Pusat yang tingkat keterisian saat ini sekitar 88%. Setelah Jakarta Selatan, masih disusul dengan okupansi di Jakarta Barat mencapai 73%, dan di TB Simatupang kini menjadi 72%. Terakhir adalah okupansi di Jakarta Utara yang paling kecil yaitu 63%. Secara rata-rata tingkat okupansi di non CBD mencapai 77%.
Dia menambahkan, pada tahun ini penyewaan kantor di TB Simatupang sudah berpeluang stabil mulai awal tahun ini. Kondisi ini juga ditambah dengan penurunan harga sewa di TB Simatupang sebesar 1%.
Baca Juga
Namun, selama triwulan pertama tahun ini, JLL Indonesia belum menemukan penambahan pasokan di area non CBD. Saat ini kata James total stok yang tersedia sekitar 2.7 juta meter persegi, sementara kebutuhan pasokan mendatang sekitar 780.000 meter persegi.
“Harga sewa cenderung menurun di TB Simatupang. Sampai beberapa kuartal lagi okupansi kami prediksikan masih stabil setelah dua tahun yang krisis,” ujar James.