Bisnis.com, JAKARTA – Konglomerasi dari Maroko Grup GDTC menanamkan modal sebesar US$800 juta di Indonesia untuk membangun perkebunan tebu dan 2 pabrik gula yang terintegrasi dengan peternakan sapi potong seluas 20.000 ha di Kabupaten Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur.
Perusahaan baru di bawah naungan GDTC Grup itu bernama PT GDTC Majestic Agro Industri. Perkebunan tebu itu diproyeksikan akan panen pertama pada dua tahun dari sekarang. Oleh karena saat ini masih dalam tahap perbibitan tebu.
Chairman of the Board of the Directors GDTC Investments Ahmad Bin Zuhir Bin Mohammad Bin Jaber Al Natour mengatakan dia tertarik untuk berinvestasi karena ada peluang dalam industri gula Indonesia.
“Tahun lalu total konsumsi gula Indonesia itu sekitar 5,7 juta kg sedangkan pasokan dalam negeri hanya ada sekitar 3,5 juta ton. Alhasil harus mengimpor gula sebesar 2,2 juta ton,” katanya kepada Bisnis Selasa (3/4).
GDTC memperkirakan untuk tahun ini kebutuhan gula Indonesia akan meningkat 25% atau sekitar 7,1 juta ton. Jumlah tersebut dibagi menjadi dua sektor, gula untuk konsumsi langsung sebesar 3,5 juta ton sedangkan gula untuk industri sebesar 3,6 juta ton.
Dengan mempertimbangkan kesenjangan tersebut dan stimulasi dari pemerintah yang terbuka untuk PMA bagi Industri gula, Ahmad mau menanamkan investasi di dalam negeri untuk pengembangan perkebunan tebu sekaligus pabrik gula.
PT. GDTC Majestic Agro Industri akan memiliki 2 unit pabrik yang berdiri di atas lahan seluas 99 ha. Pabrik tersebut akan beroperasi selama 200 hari dengan kapasitas 6.000 TCD. Sementara perkebunan tebu seluas 20.000 ha diperkirakan akan menghasilkan gula 600 ton per hari atau sekitar 110.000 per tahun.