Bisnis.com, JAKARTA – Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) menilai salah satu penyebab sulitnya mengontrol harga di pasaran karena ketergantungan pada impor.
Ketua IKAPPI Abdullah Mansuri mengatakan untuk mengendalikan harga bawang putih di pasaran itu sulit, sebab masih tergantung dengan bawang putih impor dari luar negeri. Namun dia juga tidak menampik kenyataan bahwa produksi bawang dalam negeri masih kecil.
Dia juga menjelaskan bahwa saat ini pendistribusian bawang putih di lapangan itu tidak selancar dibandingkan sebelumnya. Namun, Abdullah tidak mengetahui penyebab yang melatar belakanginya.
“Kondisi di lapangan pedistribusian bawang putih di pasar itu nggak selancar dulu. Ada tapi nggak sekuat dulu. Masalahnya dimana itu yang bisa menjawab ya investor atau pedagang besar,” katanya kepada Bisnis, Rabu (22/3).
Abdullah mengisyaratkan di kalangan pedagang pasar tidak melakukan praktik permainan harga karena harga beli dengan harga jual tidak terlalu jauh kisarannya.
“Di pasar, kami terima segitu ya itu yang kami jual. Untuk bawang putih itu [untungnya] kecil sekali sekitar Rp500/kg. Tidak lebih,” katanya.
Sementara itu menurut sumber dari Ditjen Holtikultura, Kementan, komoditas bawang putih menyentuh harga tertinggi dengan harga bawang putih lokal di Kupang mencapai Rp50.000/kg sedangkan harga bawang putih impor sekitar Rp30.250 pada 19 Maret.
Pada 20 Maret, pasar bawang putih lokal di Malang mencapai Rp34.000/kg, sedangkan harga bawang putih impor sekitar Rp30.000/kg. Sementara untuk pasar retail di Jakarta sekitar Rp39.000/ kg, sedangkan untuk di PI Kramat Jati sebesar Rp23.000.
Tren peningkatan harga bawang putih khusus untuk pasar Jakarta meningkat tajam sejak minggu pertama Februari. Harga bawang putih di PI Kramat Jati melonjak tajam dari Rp15.000/kg menjadi Rp25.000/kg dalam sepekan. Hal ini otomatis ikut mendorong harga di rata-rata pasar retail Jakarta dari Rp25.000/kg menjadi Rp32.000/kg.
Sementara untuk rata-rata pasar nasional, harga komoditas bawang putih sejak Februari bertahan di angka Rp25.000/kg, baru pada 19 Maret menembus angka Rp30.000/kg.