Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Pertanian menargetkan 2,3 juta - 2,5 juta pedet lahir lewat program program Upaya Khusus Sapi Indukan Wajib (UPSUS SIWAB) Bunting melalui inseminasi buatan pada tahun ini.
Target kelahiran tersebut meningkat lebih tinggi dibandingkan dengan capaian tahun lalu sebesar 1juta ekor.
Dari Januari-Maret, sudah 846.083 ekor sapi yang melakukan inseminasi buatan. Pencapaian tersebut sama dengan 28% dari Realisasi target tahun ini sebesar 3 juta akseptor.
Dari 846.083 sapi yang terinseminasi, 294.430 ekor sapi sudah bunting atau 12% dari target 2018. Ditjen PKH menargetkan 2,1 juta ekor sapi akan bunting pada tahun ini.
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan I Ketut Diarmita mengatakan akan memperluas cakupan daerah program upsus siwab untuk merealisasikan target tersebut.
Daerah-daerah yang dituju adalah Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur dan Papua.
"Daerah-daerah tersebut berbeda dengan daerah intensif seperti Jawa, Bali, Lampung dan NTB. Disana peternak belum terlalu peduli ketika hewan ternaknya sudah masuk masa kawin. Sementara disini, peternak akan langsung menelpon petugas untuk menginseminasi,"katanya kepada Bisnis, Rabu (21/3/2018).
Penyebabnya, kata Ketut, adalah warga di daerah-daerah sasaran belum familiar dengan kegiatan inseminasi buatan. Oleh sebab itu, Ditjen PKH sedang mendorong pemahaman tentang inseminasi buaan agar peternak disana mengerti.
"Sejauh ini kami sudah merekrut 1.100 petugas inseminator untuk melayani peternak dalam melakukan inseminasi," katanya.
Dia menjelaskan bahwa petugas yang direkrut sebagai inseminator, alih-alih diangkat menjadi PNS, mereka justru didorong sebagai wirausaha yang menyediakan jasa inseminasi buatan.
Secara tidak langsung, Ketut, mengatakan bahwa program upsus siwab sama dengan membuka lapangan pekerjaan baru bagi pemuda di daerah-daerah sasaran. Supaya mereka tetap bertahan di desa dengan pekerjaan sebagai inseminator dan tidak terdorong pindah ke ibukota.
"Tidak mungkin semua orang diangkat sebagai PNS. Tapi mereka jadi punya peluang bisnis baru dengan inseminasi buatan. Jadi nanti, program ini tidak lagi perlu dibiayai oleh pemerintah. Peternak bisa langsung ke petugas inseminator,"katanya.