Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Apersi Janji Bangun 200.000 Unit Rumah Subsidi

Asosiasi Pengembang Perumahan dan Pemukiman Seluruh Indonesia menargetkan pasca rekonsiliasi dua kubu kepemimpinan, anggota akan membangun 200.000 unit rumah subsidi tahun ini.
Rumah Bersubsidi/Bisnis
Rumah Bersubsidi/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA – Asosiasi Pengembang Perumahan dan Pemukiman Seluruh Indonesia menargetkan pasca rekonsiliasi dua kubu kepemimpinan, anggota akan membangun 200.000 unit rumah subsidi tahun ini.
Ketua Umum DPP Asosiasi Pengembang Perumahan dan Pemukiman Seluruh Indonesia (Apersi) Junaedi Abdillah pasokan terbesar untuk rumah subsidi masih berada di Jawa Barat sebesar 49 ribu, Banten 21 ribu, dan Jawa Timur sebesar 11 ribu unit rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
“Dari kepengurusan dua Apersi ini, kami akan meningkatkan targetkan pada tahun ini sekitar 200.000 unit, dari saya target 135.000, dan Pak Endang sekitar 65.000,” kata Junaedi Abdillah di Hotel Granddhika, Rabu (14/3/2018).
Dia mengatakan saat ini dari penggabungan dua asosiasi, ada sekitar 2.600 anggota asosiasi yang mana 95% merupakan pengembang rumah bersubsidi. Angka ini adalah total penggabungan dari kepengurusan Junaedi Abdillah 1.700 anggota, dan sekitar 800 anggota dari kepengurusan Endang Kawidjaja.
Endang Kawidjaja menjelaskan rekonsiliasi dua kubu ini adalah atas dorongan pemerintah guna mewujudkan niat pembangunan satu juta rumah. Baik Junaedi maupun Endang, belum bisa memastikan kapan jajaran organisasi yang baru dari Apersi bisa diumumkan kepada publik. Junaedi beralasan, pengurus internal masih melakukan inventarisasi aset asosiasi.
Sementara itu, Ketua Dewan Pertimbangan DPP Apersi Eddy Ganefo menjelaskan selama ini asosiasi sudah menyumbang sekitar 60% rumah subsidi untuk pemenuhan program perumahan dari pemerintah. Ada pun dalam setiap tahun, Apersi sendiri biasanya mencapai target pada kisaran 100.000 sampai 200.000 unit rumah.
“Isu perumahan itu mudah berubah. Dan kita sebagai asosiasi juga harus melakukan analisa, perencanaan, dan eksekusi,” terang Eddy.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper