Bisnis.com, JAKARTA — Pembangunan depo kereta ringan atau light rail transit Jabodebek di Bekasi Timur rencananya dimulai saat pembebasan lahan di area tersebut rampung separuhnya paling lambat pada Mei.
Direktur Operasional III PT Adhi Karya (Persero) Tbk. (ADHI) Pundjung Setya Brata mengatakan bahwa lahan untuk kebutuhan depo menjadi yang paling banyak belum dibebaskan sampai saat ini pada pembangunan Proyek Strategis Nasional tersebut.
Dari jumlah kebutuhan lahan 10 hektare untuk pembangunan depo, sampai kini baru sekitar 4,50 hektare yang tersedia. Adapun, lahan yang belum dibebaskan untuk keperluan depo adalah tanah milik pribadi.
ADHI menargetkan pada April—Mei 2018, pembebasan lahan dapat rampung setengahnya yakni sebesar 5 hektare untuk bisa langsung memulai pengerjaan sebagian depo.
"Nanti Mei dijanjikan selesai sehingga sudah ada [tanah], kami sudah mulai kerja dulu dari sisi yang satu, yang ada critical point-nya. Ini ada dua area. Jadi, sisi sebelahnya nanti Juni," katanya kepada Bisnis, Selasa (13/3/2018) malam.
Menurut Pundjung, perusahaan menargetkan seluruh kebutuhan lahan proyek LRT Jabodebek rampung pada Mei, kecuali kebutuhan lahan untuk depo.
Baca Juga
"Paling luas yang belum dibebaskan itu ada di depo, lainnya kan kecil-kecil. Mei mestinya sudah klir semua, kecuali depo," ujarnya.
Saat ini progres pembangunan konstruksi LRT Jabodebek tahap 1 telah mencapai 34,50%. Perinciannya, untuk trase Cawang—Cibubur 57,55%, Cawang—Dukuh Atas 18,21%, dan Cawang—Bekasi Timur 39,58%. Penyelesaiannya diharapkan rampung pada medio 2019.