Bisnis.com, JAKARTA - PT Antam Tbk. akan menghabiskan seluruh kuota ekspor nikel kadar rendahnya sebanyak 3,9 juta ton pada bulan ini kendati masih memiliki waktu ekspor hingga Oktober 2018.
Adapun total kuota itu didapat dari dua pengajuan yang berbeda, yakni Maret 2017 sebanyak 2,7 juta ton dan Oktober 2017 sebanyak 1,2 juta ton. Antam pun telah mengajukan permohonan perpanjangan rekomendasi ekspor bijih nikel sebanyak 2,7 juta ton untuk satu tahun ke depan.
Direktur Utama Antam Arie Prabowo Ariotedjo mengatakan jatah ekspor rekomendasi yang pertama sebanyak 2,7 juta ton telah habis sejak akhir tahun lalu. Adapun sepanjang Januari-Maret 2018 Antam menggunakan kuota tambahannya yang sebanyak 1,2 juta ton.
Selain Nikel, Antam pun mengajukan permohonan perpanjangan rekomendasi ekspor bijih nikel sebanyak 850.000 ton. Jumlah tersebut sama dengan pengajuan sebelumnya.
"Izin yang ada expired 31 Maret 2018. Sampai dengan Maret sudah akan terekspor 3,9 juta ore nikel dan 850.000 to bauksit," tuturnya kepada Bisnis, Kamis (15/3/2018).
Arie mengungkapkan sejauh ini ekspor nikel dilakukan ke China dan sedikit untuk Ukraina. Adapun pihaknya berencana untuk memasuki pasar Jepang.
"Kalau bauksit masih ke China saja," ujarnya.