Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah masih menghitung nilai viability gap fund atau dana pendamping yang akan dialokasikan dalam proyek kerja sama pemerintah dengan badan usaha atau KPBU dalam proyek jalan tol Semarang—Demak.
Kepala Panitia Pelelangan Pengusahaan Jalan Tol Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Eka Pria Anas mengatakan bahwa dari perkiraan awal, dana tunai infrastruktur atau VGF yang dibutuhkan dalam proyek tersebut berada di kisaran Rp9 triliun—Rp10 triliun.
Dia memperkirakan nilai tersebut hampir setengah dari estimasi total nilai investasi mencapai Rp20 triliun—Rp21 triliun. Adapun, pengerjaan proyek tol sepanjang 23,99 kilometer tersebut rencananya satu paket dengan pembangunan tanggul.
“VGF Semarang—Demak ini masih dikaji karena ini menggunakan APBN-P,” katanya kepada Bisnis, pekan ini.
Adapun, saat ini proyek tersebut masih dalam pengkajian analisis mengenai dampak lingkungan (amdal) dan rencana penetapan lokasi.
Setelah proses tersebut kelar, Eka mengatakan bahwa baru masuk ke persetujuan mengenai VGF sebelum dilakukan lelang yang ditargetkan dapat dilakukan pada semester pertama tahun ini.
Baca Juga
Sebelumnya, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakya Basuki Hadimuljono menjelaskan bahwa desain sebagian jalan tol Semarang--Demak berada di laut dan akan berfungsi sebagai tanggul menahan limpasan pasang air laut di kawasan Kaligawe, Semarang.
Saat ini, proyek tersebut dalam tahap proses penetapan lokasi oleh pemerintah daerah
“Kami targetkan pada Agustus 2018 sudah bisa dimulai konstruksinya,” ujar Basuki, beberapa waktu lalu.