Bisnis.com, JAKARTA -- Pemerintah sedang mengamati perkembangan isu perang dagang yang dipicu oleh inisiatif Presiden AS Donald Trump terkait pengenaan tarif impor baja dan aluminium.
"Kita lihat saja dulu karena dinamika tentang kenaikan tarif bea masuk baja dan alumunium itu sedang diperdebatkan Presiden Trump, kongres dan senatnya," kata Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati di Jakarta, Selasa (6/3/2018).
Namun, dia mengakui retorika tersebut dapat berdampak buruk pada perkembangan dunia dagang global. Apalagi, jika ada retorika saling balas dari sisi tarif.
Menurut Menkeu, sejarah dunia telah menunjukkan bahwa perang dagang selalu berakhir buruk.
Di lain kesempatan, Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Darmin Nasution menuturkan pihaknya tidak akan gegabah dalam menyimpulkan isu perang tarif global tersebut.
"Ya masih terlalu dini lah kita bereaksi, kita nanti rakor dulu dengan menteri terkait," terangnya.
Meski demikian, Darmin juga tidak menangkis jika kebijakan Trump direalisasikan, maka baja asal China akan masuk ke semua pasar termasuk Indonesia.
Seperti diketahui, inisiatif Trump telah memicu kemarahan dari berbagai pihak terkait pengenaan tarif impor baja dan aluminium. Keluhan datang dari mitra manufaktur dan perdagangan di Asia dan bahkan Partai Republik, yang menjadi pendukung utama Trump.
Namun, kemarahan dari negara lainnya itu tak sedikit pun membuat Trump gentar. Bahkan, pada akhir pekan lalu melalui akun Twitternya, dia menegaskan perang dagang itu bagus dan akan lebih mudah dimenangkan AS.
AS berencana mengenakan tarif impor masing-masing 25% dan 10% untuk produk baja dan aluminium. Rencana kebijakan tersebut dijadwalkan ditandatangani oleh Presiden AS dalam pekan ini, setelah melewati beberapa tahapan.