Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

SHALE OIL & GAS, OPEC Desak AS Rem Produksi Minyak & Gas Serpih

Para produsen minyak di dunia meminta Amerika Serikat sebagai produsen minyak dan gas serpih (shale oil & gas) bergabung untuk mempertahankan harga minyak tetap pada level seperti saat ini sekitar US$60 per barel.
Ilustrasi pengeboran minyak./Bloomberg-Jeyhun Abdulla
Ilustrasi pengeboran minyak./Bloomberg-Jeyhun Abdulla

Bisnis.com, JAKARTA - Para produsen minyak di dunia meminta Amerika Serikat sebagai produsen minyak dan gas serpih (shale oil & gas) bergabung untuk mempertahankan harga minyak tetap pada level seperti saat ini sekitar US$60 per barel.

Hal itu disampaikan dalam konferensi energi dunia di AS, Selasa (6/3) WIB.

Beberapa negara produsen minyak menilai bahwa selama ini minyak dan gas serpih yang diproduksi AS telah menghambat upaya OPEC dan negara non-OPEC dalam mendorong harga minyak.

OPEC dan negara non-OPEC berkomitmen memangkas produksi minyak 1,8 juta barel per hari pada tahun ini. Upaya pemangkasan produksi itu bertujuan untuk mendorong harga minyak kembali menghangat.

Sekjen OPEC Mohammed Barkindo mengatakan bahwa ada pemahaman bersama antara negara-negara penghasil minyak dan produsen minyak dan gas serpih AS bahwa seluruhnya berkepentingan soal minyak.

"kita semua termasuk dalam industri ini. Bahkan ketika ekspor AS telah mengikis pangsa pasar OPEC selama setahun terakhir," katanya dalam konferensi CERAWeek di Houston, AS, Selasa (6/3) WIB.

Konferensi CERAWeek tahun ini terus berlanjut antara Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan produsen shale oil & gas seperti AS.

Anggota OPEC akan bertemu dengan produsen minyak dan gas serpih pada hari ini (Selasa) untuk tahun kedua berturut-turut, meskipun Barkindo mengatakan bahwa tingkat harga dan produksi tidak akan dibahas. Produksi shale oil & gas AS pada 2017 melonjak ke titik tertinggi.

Menteri Perminyakan Nigeria Emmanuel Ibe Kachikwu lebih eksplisit dari Barkindo, dengan mengatakan bahwa perusahaan minyak yang beroperasi di ladang minyak dan gas serpih dan anggota OPEC harus bertanggung jawab atas harga migas saat ini.

"Kita perlu mulai melihat perusahaan yang sangat aktif di bidang ini dan mulai membuat mereka mengambil beberapa tanggung jawab dalam hal stabilitas harga minyak," kata Kachikwu kepada Reuters di sela konferensi energi CERAWeek di Houston.

Dia tidak menyebutkan nama perusahaan tertentu. "Beberapa perusahaan yang sama yang bekerja di shale oil & gas adalah perusahaan yang sama yang bekerja di OPEC [negara anggota OPEC]."

Harga minyak naik terus sepanjang 2017 setelah sebuah kesepakatan antara OPEC dan non-OPEC termasuk Rusia untuk memangkas produksi sebesar 1,8 juta barel per hari mulai tahun lalu.

Namun lonjakan harga tersebut mendorong produksi A.S. dengan tajam, yang mencapai rekor pada November 2017 lebih dari 10 juta barel per hari dan diperkirakan akan melampaui 11 juta barel per hari akhir tahun ini.

Ke depan, Fatih Birol, kepala Badan Energi Internasional yang berbasis di Paris mengatakan bahwa pertumbuhan minyak dan gas serpih mungkin terus meningkat terlepas dari kebijakan OPEC.

Kenaikan harga membuat produsen minyak serpih AS terus memompa lebih banyak, sedangkan OPEC mempertahankan kebijakan pemangkasan produksi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Sepudin Zuhri
Editor : Sepudin Zuhri
Sumber : reuters

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper