Bisnis.com, JAKARTA -- Alfamart mengembangkan lini digital untuk menangkap potensi dari segmen milenial.
Ryan Alfons Kaloh, Marketing Director Alfamart, mengatakan perusahaan berupaya mencari segmen-segmen digital.
"Seperti di Line ada [official account] dan sekarang dilengkapi Shalma, artificial intelegence, yang kami kembangkan terus menerus," katanya. .
Dia mengatakan tugas utama dari kecerdasan buatan ini adalah menggaet member dari pengguna yang telah terekspose secara digital. Ryan mengatakan ada sekitar 16 juta member di akun resmi Line ini.
Ryan mengatakan hal ini sebagai langkah untuk tetap relevan dengan konsumen milenial ke depannya.
Dia menambahkan pada 2020, sebanyak 60% penduduk Indonesia akan masuk ke kategori milenial yang juga fasih secara digital.
"Kita mesti mulai dari sekarang untuk mulai memupuk konsumen kita yang semuanya fasih digital karena tidak bisa menghindar, suka tidak suka, mau tidak mau," jelasnya.
Segmen milenial ini, katanya, sangat terpengaruh digital dalam cara berpikirnya, menerima informasi, sudah terpapar perkembangan teknologi.
"Kalau tidak menjadi digital, kita bisa ketinggalan, makanya Alfamart selalu meng-update dengan situasi," ujarnya.
Ryan mengatakan untuk transaksi yang didorong dengan keberadaan digital ini pada 2017 lalu mencapai sekitar 30 juta transaksi.
"Conversion ya, lebih dari 30 juta transaksi tahun lalu yang didorong dari digital. Jadi dapat kode voucher secara online dan kemudian belanja ke toko," jelasnya.
Dia mengatakan meskipun masih terbilang kecil dengan 30 juta transaksi namun tidak dapat dipungkiri bahwa pertumbuhan transaksi yang didorong dari digital ini sangat signifikan.
"Itu luar biasa ya, dobel digit, sekarang meningkat terus. Jadi orang terbiasa redeem voucher, ibaratnya online to offline. Jadi dari kegiatan macam-macam di online datangkan trafik ke offline," jelasnya.
Alfamart bersama pemasok (supplier), katanya, fokus pada konversi yang terjadi. Jadi tidak hanya sekadar mengetahui secara online.
"Kalau hanya like dan engage tapi tidak transaksi, ngapain. Tujuan kami, uyang terekspose digital, datang ke toko, melakukan transaksi, itu tujuan kami sebenarnya, program marketing kami di digital," katanya.
Menurutnya, perusahaan juga berpacu dengan kecepatan perubahan konsumen. Apalagi target perusahaan di digital ini terus meningkat, meskipun Ryan tidak bersedia menyebutkan berapa angka pertumbuhan yang dibidik.
"Kami harapkan harus, karena target cukup besar. Kita juga harus mempersiapkan infrastruktur," ujarnya.
Dia mengatakan saat ini eprusahan telah memasuki beberapa fase dalam digital, mulai dari pengembangan website hingga tahap yang lebih personalisasi dalam memanfaatkan digital.
"Jadi bisa track perilaku konsumen, bisa dibaca, sehingga bisa dibuat program promosi yang sesuai dengan kebutuhan," ujarnya.