Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Adonara Hotels Group Jajaki Pasar Eropa

Adonara Hotels Group Jajaki Pasar EropaBisnis.com, JAKARTA Adonara Hotels Group, jaringan operator dan pemilik hotel, menyiapkan investasi hingga Rp100 miliar untuk membuka cabang hotel baru di Eropa pada tahun ini.
Maxolie Hotel Kebumen, salah satu hotel dari  Adonara Hotel Group/Istimewa
Maxolie Hotel Kebumen, salah satu hotel dari Adonara Hotel Group/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA— Adonara Hotels Group, jaringan operator dan pemilik hotel, menyiapkan investasi hingga Rp100 miliar untuk membuka cabang hotel baru di Eropa pada tahun ini.

CEO Adonara Hotels Group Ruben Amor menjelaskan, pihaknya berencana membuat perusahaan patungan dengan mitranya yang merupakan pemilik hotel di Berlin, Jerman. Dalam perusahaan tersebut, pihaknya menggenggam porsi minoritas sebesar 25% dan menyediakan Sumber Daya Manusia (SDM) di bidang operasional.

“Ke depannya, paling lama dua bulan dari sekarang akan ekspansi ke Eropa dengna mitra strategis untuk men-develop brand Adonara di Berlin. Saya memang cukup ekstrim dalam hal ini,” ujarnya, Sabtu (24/2/2018).

Adonara Hotels Group Jajaki Pasar Eropa

Dia mengaku lebih tertarik mengembangkan brand-nya sendiri di kancah internasional, ketimbang mengembangkan brand perhotelan internasional di dalam negeri. Setelah Berlin, pihaknya pun tengah membidik pasar Asean yakni Malaysia dan Filipina untuk langkah selanjutnya.

Adapun di  dalam negeri, pihaknya menargetkan untuk mengelola total 18 hotel baru, di mana 2 di antaranya yaitu di Solo dan Bekasi merupakan hotel milik Adonara Group dengan brand Arnava Hotel. Sementara sisanya pihaknya berperan sebagai operator hotel.

“Salah satu keunggulan kita, Adonara tidak hanya sebagai hotel operator tetapi juga men-develop beberapa hotel di bawah grup sendiri,” jelasnya.

Dia menjelaskan, Hotel Arnava di Kawasan Senen, Jakarta Pusat yang baru diluncurkan pada Kamis (22/02) ini merupakan hotel pertama yang didirikan oleh Adonara Group. Pihaknya mengaku menggelontorkan investasi sebesar Rp80 miliar untuk mengakuisisi hotel yang memiliki 80 kamar ini. Dengan tingkat keterisian minimal 75%, pihaknya mengestimasikan pengembalian investasinya membutuhkan waktu 8 tahun.

 Menurutnya, bisnis pengembangan hotel bintang dua dan tiga jauh lebih menjanjikan ketimbang hotel kelas atas bintang empat dan lima. Pasalnya, pasar untuk hotel bintang dua dan tiga jauh lebih besar dan modal yang dibutuhkan pun tidak sebesar hotel papan atas.

“Kita lebih fokus bermain di bintang 2,3 karena market lebih besar modal relatif kecil. Hotal bintang 2 hitungan investasi per kamar Rp400 juta, margin bisa sampai 40%. Hotel bintang 5, marginnya hanya sekitar 30%,” jelasnya.

Untuk segmentasi pasar, dia menyatakan sebanyak 40% mengandalkan pesanan dari pemerintah, sementara sisanya dari perusahaan. Namun dia mnyatakan, tingkat keterisian oleh perusahaan swasta relatif berbeda-beda di setiap daerah, di mana kota metropolitan lebih ramai sedangkan kabupaten/kota cenderung lebih sepi.

Dia pun menilai momentum pilkada serentak pada tahun ini dapat mendongkrak bisnis hotelnya yang tersebar di beberapa daerah. Melalui brand hote yang berbeda-beda seperti Arnava, U-Stay, hingga hotel berbintang empat Amanuba di Rancamaya, pihaknya optimistis dapat mengoperasikan total  18 hotel baru pada 2019. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Deandra Syarizka

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper