Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Perindustrian menyelenggarakan acara Business Matching sebagai upaya meningkatkan ekspor produk makanan dan minuman nasional, dengan berkolaborasi dengan Pemerintah Prefektur Fukuoka, Jepang.
Dirjen Industri Agro Kementerian Perindustrian Panggah Susanto mengatakan, acara yang diselenggarakan di kantor Kemenperin tersebut merupakan ajang temu bisnis pelaku industri kedua negara yang bertujuan untuk menjalin kemitraan sekaligus menarik investasi.
“Pada 2017, mereka menyatakan salah satu negara sasaran untuk program ke depannya adalah Indonesia dengan fokus di sektor agribisnis dari hulu sampai hilir,” tuturnya dalam keterangan resmi di Jakarta, Kamis (22/2018).
Pada acara tersebut Kemenperin mengundang sejumlah pelaku industri agro di dalam negeriuntuk mempromosikan produk-produkunggulannya, seperti produk olahan rumput laut, kakao, teh, dan kopi. Selain itu kegiatan tersebut juga menampilkan produk makanan hasil sektor industri kecil dan menengah (IKM).
Sebagai informasi, ekspor produk makanan dan minuman nasional ke Jepang sebesar US$800 juta pada 2017. Jumlah tersebut diketahui tanpa mengikutsertakan CPO yang diperkirakan sebesar US$212 juta. Sedangkan, nilai impor produk makanan dan minuman Jepang ke Indonesia sekitar US$35 juta.
Adapun, industri makanan dan minuman memberikan kontribusi sebesar 34,33% terhadap PDB industri pengolahan nonmigas nasional pada tahun lalu. Capaian tersebut tercatat paling tinggi dibanding dengan sektor lainnya.
“Semoga acara ini dapat menjadi jembatan untuk membangun kerjasama yang erat antara pengusaha Indonesia dan Jepang, serta dapat memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi peningkatan kinerja ekspor produk makanan dan minuman Indonesia dan Jepang,” ujar Panggah.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Delegasi Fukuoka Kenji Narita mengungkapkan, untuk memulai business to business (B2B) sebaiknya perlu dilakukan terlebih dahulu kerja sama antara government to government (G2G).
“Kami sudah kunjungi beberapa perusahaan makanan yang diperkenalkan oleh Kemenperin. Ini pertama kali kami penjajakan industri agro ke Indonesia,” ucapnya.
Dia menerangkan, Fukuoka berada di bagian selatan Jepang dan mempunyai posisinya strategis sebagai pintu masuk Asia ke Negeri Matahari Terbit tersebut.
“Hampir semua sektor industri agro ada di Fukuoka, dari hulu sampai hilir. Dalam rombongan ini, terdapat sembilan perusahaan infrastruktur pendukung pertanian, antara lain dari segi IT, perbaikan lahan, mesin dan pengemasan, hingga pelatihan untuk instruktur dan SDM agro industri,” ungkapnya.