Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah menargetkan produksi aluminium nasional dapat menembus angka 1,5 juta ton hingga 2 juta ton setiap tahun.
Dirjen Industri Logam Mesin Alat Transportasi dan Elektronik Kementerian Perindustrian Hardjanto mengatakan hal tersebut bisa saja diraih apabila didukung oleh PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) yang berencana membangun pabrik aluminum di Kawasan Industri Tanah Kuning, Kalimantan Utara.
“Kebutuhan aluminium sekarang sekitar 1 juta ton. Inalum sendiri kapasitasnya saat ini sekitar 300.000 ton pertahun, berarti kan masih ada selisih,” ujarnya di Jakarta, Rabu (21/2/2018).
Menurut dia, akibat jumlah yang tidak berimbang tersebut, pemenuhan kebutuhan aluminium kemudian dicukupi oleh produk impor. Dalam hitungannya, pengadaan bahan baku aluminum dari luar negeri pada 2017 mencapai US$430 juta, atau meningkat 26% dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
“Beberapa waktu lalu kami telah mengumpulkan para pelaku industri yang menggunakan aluminium seperti industri elektronik dan otomotif, mereka mengungkapkan kebutuhannya cukup besar. Untuk itu, kita dorong [produksi aluminium] sampai 2 juta ton per tahunnya,” katanya.
Terkait rencana Inalum untuk membangun pabrik aluminium di Kaltara, lanjut Hardjanto, perusahaan plat merah tersebut saat ini tengah menunggu kepasitian pasokan listik guna mendukung kegiatan produksi.
“Cuma masalahnya kalo industri aluminium ini butuh energi yang sangat kompetitif, sehingga tidak bisa jika listriknya kecil,” imbuhnya.
Adapun, supply listrik untuk Kawasan Industri Tanah Kuning, Kaltara sendiri direncanakan akan dipasok oleh pembangkit listrik tenaga air (PLTA) Sungai Kayan yang sampai saat ini masih belum rampung.