Bisnis.com, JAKARTA – Asosiasi Eksportir dan Importir Buah dan Sayur Segar Indonesia mendorong pemerintah segera merealisasikan rencana untuk integrasi perkebunan buah-buahan guna meningkatkan ekspor.
Sekretaris Umum Asosiasi Eksportir dan Importir Buah dan Sayur Segar Indonesia Hendra Juwono mengatakan perkebunan buah-buahan dalam negeri cukup tinggi. Namun, akibat kesulitan dalam pengumpulannya, ekspor buah tidak dapat ditingkatkan dengan maksimal.
“Komoditas yang berlimpah sulit untuk diekspor dalam jumlah banyak. Buah-buahan dalam negeri jarang yang bisa diekspor, karena tidak cukup barang, ngumpulin susah,” kata Hendra kepada Bisnis pada Kamis (15/2/2018).
Kesulitan dalam mengumpulkan buah tersebut akibat banyak perkebunan rakyat skala kecil, tetapi berpencar. Pihaknya meminta pemerintah menyelesaikan rencana integrasi perkebunan sehingga proses pengumpulan buah-buahan berlangsung lebih baik.
Asosiasi telah membahas rencana tersebut dengan Kementerian Pertanian. Namun hingga saat ini realisasi integrasi yang diharapkan belum dilakukan. “Seharusnya pemeirntah yang punya wewenang, yang punya power itu, itu kan masalah lahan bagaimana penyuluhan untuk petani.”
Sementara, menjelang Imlek lanjut Hendra, tidak ada dampak signifikan terhadap kenaikan ekspor buah. Hanya saja, pada awal Februari 2018, sebanyak 16 ton manggis kembali diekspor ke China. Ekspor ini kembali dilakukan setelah bilateral protokol telah di-approve oleh Pemerintah China.
“[Jika dilakukan integrasi], Ekspor bisa [meningkat] beribu persen. Kesiapan buah dalam negeri harus diperbaiki dan yang terpenting integrasi perkebunannya,” ujarnya.