Bisnis.com, JAKARTA -- Pemasaran merek memerlukan strategi khusus untuk terhubung ke milenial yaitu menyesuaikan dengan kebutuhan generasi tersebut.
Menurut data statistik, populasi milenial mencapai 84 juta dari total populasi Indonesia yang sekitar 250 juta.
Dalam gelaran Artpreneur Talk 2018 dengan topik Connecting with Indonesian Millennials, mulai dari media hingga aplikasi pesan instan juga melakukan strategi agar relevan dengan milenial.
Revie Sylviana, Business Development Director Line Indonesia, mengatakan Line menerapkan strategi khusus agar bisa menang di segmen milenial.
"Kita lihat apa yang hype di Indonesia, tapi tidak semua tren harus reaktif diikuti, perlu dilihat yang sesuai visi," katanya, Rabu (14/2/2018).
Strategi lewat kampanye marketing dengan tema yang relevan dan kebutuhan konten dari milenial lewat sticker menjadi andalannya.
Dia mengatakan dari 90 juta pengguna Line di Indonesia, 80% diantaranya berusia kurang dari 30 tahun yang tidak lain adalah generasi milenial.
"Ini membuat Line digunakan generasi milenial," katanya.
Revie mengatakan Line juga berkembang menjadi platform dengan layanan yang lebih banyak, tidak hanya terbatas untuk mengirim pesan saja.
Menurutnya kini tren yang ada ketika orang akan mencari informasi atau layanan dilakukan melalui akun dari sebelumnya web dan aplikasi.
Hal ini ditangkap Line dengan layanannya, seperti Line Jobs, Line Academy, Webtoon, belanja.
Sementara itu, William Utomo, COO IDN Times, mengatakan selama tiga dan lima tahun IDN Times akan fokus ke milenial karena melihat peluang di Indonesia yang belum ada media untuk generasi milenial dan gen Z.
"Semua harus relevan ke audiensnya," katanya,