Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PEMBATASAN MARGIN, Rantai Distribusi Gas Bisa Terpangkas

Jalur distribusi gas bertingkat berpotensi tidak ada lagi dengan ketentuan margin keuntungan 7%. Namun, hal itu tidak lantas akan membuat harga jual gas bumi kepada konsumen tidak turun signifikan.
pipa gas./ANTARA
pipa gas./ANTARA

Bisnis.com, JAKARTA – Jalur distribusi gas bertingkat berpotensi tidak ada lagi dengan ketentuan margin keuntungan 7%. Namun, hal itu tidak lantas akan membuat harga jual gas bumi kepada konsumen tidak turun signifikan.

Ketua Umum Indonesia Natural Gas Trader Asociation (INGTA) Sabrun Jamil mengatakan, trader gas bumi dengan skema bertingkat maupun trader ‘hanya di atas kertas’ akan terkikis dengan margin 7%.

“Soalnya, mau ada trader bertingkat 2 sampai 10, margin tetap 7% sehingga keuntungan terkikis juga kan,” ujarnya kepada Bisnis pada kamis (8/2).

Menurut Sabrun, menghilangnya skema trader bertingkat maupun trader ‘hanya di atas kertas’ tidak akan menurunkan harga jual gas bumi kepada konsumen. Pasalnya, kondisi margin yang lebih terbatas itu membuat harga jual gas bumi sulit diturunkan secara signifikan.

“Kami yang bergerak di mid stream dan down stream yang dibuat untuk bisa menekan harga jual ke masyarakat, sedangkan upstream dibiarkan saja. Hal itu karena bisnis upstream memiliki kontrak jangka panjang sehingga sulit diganggu gugat terkait harga, sedangkan kami kontrak jangka pendek hanya tiga tahun membuat lebih mudah untuk perubahan,” ujarnya kepada Bisnis pada Kamis (8/2).

Apalagi, harga jual gas hulu dari kontrak kerja dengan skema cost recovery dinilai masih cukup tinggi.

Sabrun menyebutkan, skema kontrak gross split bisa membuat harga gas hulu menjadi lebih rendah karena lebih efisien. Hal itu bisa mempengaruhi harga jual gas bumi ke konsumen.

“Namun, produk gas dari kontrak gross split ini paling baru muncul 7 tahun sampai 10 tahun lagi, jadi sepanjang itu harga gas hulu yang digunakan masih dari kontrak cost recovery,” sebutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Surya Rianto
Editor : Sepudin Zuhri

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper