Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Beban ASR Pertamina di East Kalimantan Bisa Ditekan Jadi US$300 Juta

SKK Migas mencatat dana abandonment and site restoration atau ASR pada blok East Kalimantan bisa ditekan hingga US$300 juta dibandingkan sebelumnya senilai US$1 miliar.
Ilustrasi pengeboran minyak./Bloomberg-Jeyhun Abdulla
Ilustrasi pengeboran minyak./Bloomberg-Jeyhun Abdulla

Bisnis.com, JAKARTA – SKK Migas mencatat dana abandonment and site restoration atau ASR pada blok East Kalimantan bisa ditekan hingga US$300 juta dibandingkan sebelumnya senilai US$1 miliar.

Adapun, dana ASR blok itu menjadi polemik karena biaya pemulihan dibebankan kepada pengelola barunya yakni, PT Pertamina (Persero).

Deputi Pengendalian dan Pengadaan SKK Migas Djoko Siswanto mengatakan, pada analisa awal Chevron selaku pengelola blok sebelumnya biaya ASR memakan dana sekitar US$1 miliar. Untuk itu, pengelola blok baru harus mencari strategi efisiensi agar dana pemulihan bisa ditekan lebih rendah.

“Kalau untuk pemulihan dengan menggunakan kapal besar, potong platform, dan berbagai fasilitas pendukung yang maksimal pastinya memang mahal. Ini kan sumur-sumur beberapa sudah mati dan sudah tidak ada hidrokarbonnya, ditinggal pun tidak apa-apa,” ujarnya pada Rabu (7/2).

Djoko menyebutkan, pada masa pemulihan jika platform tidak dipotong pun tidak akan masalah, paling penting titik koordinatnya tetap ada agar tidak menganggu pelayaran.

Adapun, polemik dana ASR yang dibebankan kepada Pertamina selaku pengelola baru menggantikan Chevron menjadi polemik. Pasalnya, perusahaan asal Amerika Serikat (AS) itu tidak mengeluarkan iuran ASR untuk pemulihan blok tersebut.

Dia mejelaskan, iuran ASR itu memang kewajiban semua kontraktor kontrak kerja sama, tetapi aturannya tidak jelas. Pengelola blok yang sudah terminasi, seperti Chevron yang kontraknya sudah habis pun menjadi tidak jelas terkait ASRnya.

“Untuk itu, ada ide buat nutup sumurnya yang sudah enggak produksi mungkin bisa menggunakan dana ASR bersama saja,” jelasnya.

Djoko memaparkan, ketika kontrak blok habis, Chevron memang tidak menyetor iuran ASR, tetapi dia punya kewajiban untuk abondenment. Lagipula, perusahaan asal Negeri Paman Sam itu disebut sudah melakukan penutupan sumur yang benar-benar sudah tidak produksi.

“Namun, enggak semua sumur itu kan sudah mati, ada pula sumur yang masih berproduksi. Untuk itu, sumur yang masih produksi ditutup secara temporer saja dan dibebankan kepada pengelola barunya yakni, Pertamina,” paparnya.

Tekan Biaya

Sementara itu, masalah biaya ASR blok East Kalimantan yang terlalu tinggi senilai US$1 miliar bisa ditekan menjadi sekitar US$300 juta.

Menurut Djoko, ada kajian terkait ASR blok East Kalimantan dengan teknologi yang paling murah bisa ditekan menjadi US$300 juta.

“Cukup dengan coil tubing, pompa, dan semen sudah bisa nutup sumurnya, nilai US$300 juta itu sudah termasuk semua sumur serta memotong platform,” ujarnya.

Dari catatan Bisnis, biaya yang dikeluarkan untuk menutup secara permanen sumur minyak di blok tersebut sekitar US$1.000 per sumur, Sedangkan wilayah kerja yang akan dikelola Pertamina itu, menurutnya, terdapat sekitar 1.500 sumur aktif.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Surya Rianto
Editor : Sepudin Zuhri

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper