Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

GREEN SUKUK Indonesia Berpotensi Diminati Asing

Bisnis.com, JAKARTA Lembaga asing menilai potensi pengembangan produk Green Sukuk yang akan diterbitkan Indonesia sangat besar.

Bisnis.com, JAKARTA — Lembaga asing menilai potensi pengembangan produk Green Sukuk yang akan diterbitkan Indonesia sangat besar.

Co-Head Sustainability Services of RAM Consultancy Dinagaran Chandra mengatakan, saat ini Indonesia berada dalam tempat yang manis untuk pertumbuhan infrastruktur yang dapat didukung oleh produk Green Sukuk.

"RAM mengamati Indonesia memiliki banyak bangunan terintegrasi untuk menciptakan pasar green sukuk yang dinamis dan kuat. Sebab, produk ini biasanya memang digunakan untuk membiayai proyek dengan hasil lingkungan atau iklim yang positif," katanya melalui siaran pers, Selasa (6/2/2018).

Adapun, menurut Green Finance Opportunities dalam laporan Asean yang diterbitkan oleh DBS Bank dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) permintaan tambahan investasi hijau Asean berpeluang mencapai sekitar US$3 triliun pada periode 2016 hingga 2030. Peluang ini meningkat 37 kali lipat dari periode sebelum 2016.

Investasi ini tersebar di empat sektor yakni infrastruktur US$1.800 miliar, energi terbarukan US$400 miliar, efisiensi energi US$400 miliar dan makanan, pertanian dan penggunaan lahan US$400 miliar. Laporan ini juga menyoroti bahwa 36% peluang investasi infrastruktur Asean ada di Indonesia.

Bank Dunia Country Director untuk Indonesia Rodrigo A. Chaves menambahkan produk Green Sukuk Indonesia yang baru diperkenalkan dapat menjadi tonggak penting dalam meningkatkan komitmen terhadap penanganan perubahan iklim melalui pendanaan inovatif dan berkelanjutan pada proyek ramah lingkungan.

"Standar ini diharapkan dapat memberikan pondasi yang kokoh dalam membangun persiapan Green Sukuk yang berhasil terutama di Indonesia dan ASEAN pada umumnya. Kami akan terus menjadi mitra dekat dalam pengembangan pasar keuangan hijau di kawasan ini," katanya.

Sebelumnya, pemerintah masih menunggu respons dan timbal balik dari hasil kunjungan di sejumlah negara mengenai produk Green Sukuk pekan lalu. Pasalnya, Indonesia akan menjadi negara pertama di dunia yang menerbitkan portofolio dalam mata uang US$.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan respons utama kebanyakan negara memang bahasan soal kenaikan harga minyak dunia dan implikasi ke BBM. Namun, menurutnya, narasi dan tren positif pertumbuhan yang terjadi di Indonesia sudah menjadi latar belakang keyakinan para investor asing yang sedang dibidik dalam portofolio Green Sukuk.

"Mereka lebih menekankan bentuk diversifikasi produk ini dibandingkan dengan yang konvensional atau sukuk lain. Apalagi ini instrumen green jadi bagaimana Indonesia bisa mendukung instrumen ini. Nanti kalau sudah ada transaksi pasti saya sampaikan," katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Achmad Aris

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper