Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Faktor Pendorong ICP Januari 2018 Naik 7,7%

Indonesia Crude Price atau ICP Januari 2018 naik 7,7% menjadi US$65,59 per barel dibandingkan dengan harga Desember 2017. Kenaikan, ICP itu selaras dengan tren harga minyak dunia yang juga mengalami kenaikan.
Fasilitas terapung Husky--CNOOC Madura Limited, yang  mengolah minyak dan gas bumi dari pengeboran lepas pantai/Bisnis-Sepudin Zuhri
Fasilitas terapung Husky--CNOOC Madura Limited, yang mengolah minyak dan gas bumi dari pengeboran lepas pantai/Bisnis-Sepudin Zuhri

Bisnis.com, JAKARTA -- Indonesia Crude Price atau ICP Januari 2018 naik 7,7% menjadi US$65,59 per barel dibandingkan dengan harga Desember 2017. Kenaikan, ICP itu selaras dengan tren harga minyak dunia yang juga mengalami kenaikan.

Selaim itu, dalam situs resmi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pada Senin (5/2), harga Sumatera Light Crude (SLC) Januari 2018 juga mencatatkan kenaikan 7,58% menjadi US$65,83 per barel.

Adapun, kenaikan harga minyak mentah itu dipicu oleh kenaikan harga minyak dunia di pasar internasional.

Harga minyak Brent naik 7,77% menjadi US$69,18 per barel, sedangkan harga minyak Brent di Interncontinental Exchange (ICE) naik 7,78% menjadi US$69,08 per barel.

Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) juga naik sebesar 9,87% menjadi US$63,67 per barel, sedangkan harga minyak di basket Organization of Petroleum Exporting Countries (OPEC) naik 7,76% menjadi US$66,88 per barel.

Kenaikan harga minyak mentah di pasar internasional didorong oleh beberapa faktor seperti, kesepakatan pembatasan produksi antar negara-negara OPEC dan Non OPEC di akhir bulan November 2017.

Selain itu, faktor lain yg mempengaruhi antara lain hasil publikasi International Energy Agency (IEA) pada Januari 2018.

Dalam publikasi itu disebutkan, Produksi minyak mentah dari negara-negara OPEC mengalami penurunan sebesar 0.06 juta barel per hari menjadi 39,12 juta barel per hari pada Desember 2017 dibandingkan dengan November 2017.

Lalu, produksi minyak mentah dari negara-negara Non-OPEC pada bulan Desember 2017 juga mengalami penurunan sebesar 0.35 juta barel per hari menjadi 58,6 juta barel per hari.

Selain itu, penggerak harga minyak dunia dan ICP juga dipengaruhi hasil publikasi OPEC pada Januari 2018.

Publikasi itu mencatat Proyeksi permintaan minyak mentah global tahun 2018 meningkat sebesar 0.06 juta bph menjadi 98,51 juta barel per hari dibandingkan proyeksi bulan sebelumnya.

Jumlah rig di Amerika Serikat mengalami penurunan sebanyak 7 rig menjadi 924 rig pada Januari 2018 dibandingkan dengan Desember 2017.

Laporan Energy Information Administration (EIA) juga turut mempengaruhi pergerakan harga minyak mentah.

Laporan pada Januari 2018 itu mencatat pasokan minyak mentah komersial Amerika Serikat mengalami penurunan 6,1 juta barel menjadi 418,4 juta barel pada Januari 2018 dibandingkan dengam Desember 2017.

Lalu, pasokan distillate fuel oil Amerika Serikat selama bulan Januari 2018 mengalami penurunan sebesar 0,9 juta barel menjadi 137,9 juta barel.

Tim harga minyak Indonesia pun menilai, permintaan heating oil di AS meningkat drastis karena kebutuhan musim dingin.

Faktor pendorong harga minyak lainnya adalah memanasnya geopolitik di beberapa negara seperti, Aksi unjuk rasa menentang pemerintahan Iran membuat kekhawatiran akan terganggunya produksi dan ekspor minyak mentah dari negara tersebut.

Lalu, Kelompok militan di Nigeria, produsen minyak terbesar di Afrika, mengancam akan melancarkan serangan terhadap sektor minyak negara tersebut sehingga menimbulkan kekhawatiran terganggunya suplai minyak.

Selain itu, melemahnya nilai tukar Dollar AS dibandingkan mata uang lainnya khususnya Euro.

Untuk kawasan Asia Pasifik, peningkatan harga minyak mentah juga dipengaruhi antara lain, meningkatnya permintaan minyak di Vietnam bersamaan dengan menurunnya suplai minyak di negara tersebut.

Juga, meningkatnya crude oil throughput pada refinery di Korea Selatan, Taiwan dan Cina serta terjadinya ledakan pada gasoil production unit yang memproduksi 200.000 barel per hari di Taiwan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Surya Rianto
Editor : Sepudin Zuhri

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper