Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kapasitas Gas Tahun Lalu Capai 1,6 Mliar Kubik

Asosiasi Gas Industri Indonesia (AGII) mencatat kapasitas terpasang gas mencapai 1,6 miliar kubik pada tahun lalu.
Jaringan pipa gas./JIBI
Jaringan pipa gas./JIBI

Bisnis.com, JAKARTA—Asosiasi Gas Industri Indonesia (AGII) mencatat kapasitas terpasang gas mencapai 1,6 miliar kubik pada tahun lalu.

Dari kapasitas terpasang ini, group Samator memiliki kapasitas terbesar yakni mencapai 51%. Selebihnya atau 49% merupakan investasi asing. 

Ketua AGII Arief Harsono mengatakan gas industri Indonesia merupakan satu dari sedikit negara di Asia yang masih didominasi pengusaha lokal. Akan tetapi kondisi ini tidak akan berlangsung lama jika pemerintah tidak turun tangan untuk menegakkan aturan yang sudah ada. 

"Contoh, beberapa tahun lalu kami memiliki 96 anggota, tetapi sekarang tinggal enam," kata Arief pekan lalu.

Dia mengatakan beragam aturan yang sudah dihapus di tingkat pusat, seperti izin lingkungan justru diwajibkan oleh sejumlah pemerintah lokal. Bentuk lainnya adalah upah yang sudah diformulasi tetap mendapat tekanan dari pekerja dalam bentuk mogok dan demo besar-besaran. "Kami harapkan ada penegakan aturan," katanya. 

Arief menjelaskan saat ini nilai pasar gas industri dunia mencapai US$80 miliar. Untuk Asia Tenggara nilai bisnisnya mencapai US$2,6 miliar. "Dari pasar Asia Tenggara ini Indonesia menyumbang 4%," katanya. 

Gas industri adalah bahan gas yang melalui proses fabrikasi untuk kemudian digunakan kembali dalam industri. Beberapa jenis gas yang dikemas ini seperti nitrogen, oksigen, karbon dioksida, hidrogen, neon hingga helium. Gas yang dikemas ini kemudian dimanfaatkan untuk membantu proses produksi, seperti industri petrokimia dan pengolahan baja dan logam.

Saat ini pemain utama gas industri di Asia Tenggara adalah Singapura karena banyaknya kilang minyak di wilayah ini, selanjutnya disusul Thailand yang ditopang oleh kebutuhan industri otomotif. 

"Indonesia butuh industri yang besar agar gas industri juga tumbuh," katanya.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Anggara Pernando
Editor : Ratna Ariyanti

Topik

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper