Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

HMPG: Harga Garam Lokal Mahal Cuma Masalah Demand-Supply

Petambak garam menyatakan harga garam lokal yang saat ini tinggi hanyalah persoalan penawaran dan permintaan yang biasa terjadi di pasar.
Petani garam di Kabupaten Nagakeo, NTT/Istimewa
Petani garam di Kabupaten Nagakeo, NTT/Istimewa
Bisnis.com, JAKARTA -- Petambak garam menyatakan harga garam lokal yang saat ini tinggi hanyalah persoalan penawaran dan permintaan yang biasa terjadi di pasar. 
 
Ketua Himpunan Masyarakat Petani Garam (HMPG) Jawa Barat Edi Ruswanda mengatakan harga garam rakyat yang di atas Rp2.000 per kg sejak 2017 terbentuk karena pasokan garam terbatas. Sebaliknya saat garam melimpah, garam rakyat pernah dibanderol Rp300 per kg dan merugikan petambak. 
 
"Sekarang harga garam kita naik karena permintaan pasar, ada demand-supply, mereka [industri pengguna garam] ikhlas-ikhlas saja, saling menerima, diributkan sekarang. Ini kan selalu klasik alasannya itu," ujarnya seusai diskusi 'Regulasi dalam Melindungi Usaha Garam Nasional' yang digelar Kamar Dagang dan Industri (Kadin), Jumat (2/2/2018). 
 
Edi berpendapat seluruh pemangku kepentingan di dalam negeri semestinya mendukung pengembangan garam rakyat yang a.l. dibuktikan dengan penyerapan garam lokal. 
 
Dia juga mempertanyakan komitmen pemerintah terhadap petambak garam. "Apakah maju atau dibinasakan? Industri ada sekian ribu. Petambak garam juga sama, ratusan ribu. Ada istri-anak, ojek, tukang langsir dari tambak ke gudang," ungkapnya. 
 
Dalam diskusi itu, Ketua Asosiasi Industri Pengguna Garam Indonesia (AIPGI) Tony Tanduk mengemukakan harga garam impor yang lebih murah membuat industri aneka pangan melirik garam impor meskipun kebutuhan bisa dipenuhi dari garam lokal.  
 
Dia mengatakan harga bahan baku merupakan kunci daya saing produk, di samping mutu.
 
"Jika harga bahan baku kita mahal, mungkin kita tidak mengimpor garam, tapi kita mengimpor aneka pangan. Kita akan mengimpor ikan asin, kecap asin," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Sri Mas Sari

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper