Bisnis.com, JAKARTA - PT Pertamina Drilling Service Indonesia menerapkan metode Takakura Composter untuk membersihkan sampah bekas pengeboran di lapangan migas.
Project Manager Pertamina Drilling Service Indonesia Jawa - Kawasan Timur Indonesia Komedi menjelaskan metode Takakura Composter akan mengumpulkan sampah-sampah organik dari hasil kegiatan di sekitar rig. Sampah itu ditampung di dalam keranjang seperti keranjang baju dan ditambahkan komposter atau activator.
"Meski kegiatan itu dinilai sepele, tapi jika diabaikan bisa merugikan klien jasa pengeboran. Untuk itu, kami selalu menyiapkan tempat berukuran 2 meter x 3 meter untuk menyimpan keranjang Takakura sebagai pengolahan sampah hasil pengeboran," ujarnya dalam keterangan resmi, Jumat (2/2/2018).
Pertamina Drilling Service telah mengimplementasikan program pengelolaan sampah domestik dengan metode Takakura Composter di lokasi pengeboran selama 4 tahun terakhir. Salah satunya dilakukan di Indramayu, di mana perseroan mengelola sampah domestik seberat 8 kg per hari.
Hasil dari sampah yang dikumpulkan dari bekas pengeboran itu dibagi menjadi dua jenis yakni, organik dan anorganik. Sampah organik diolah dengan keranjang Takakura, sedangkan sampah anorganik disalurkan kepada masyarakat sekitar wilayah operasi untuk didaur ulang.
Komedi mengatakan sampah organik yang dikumpulkan akan dijadikan pupuk kompos. Sampah organik itu didiamkan selama 4-7 hari, setelah itu sampah akan berubah menjadi kompos dan dikemas untuk dibagikan ke masyarakat.
"Masyarakat setempat pun sangat berminat menggunakannya untuk campuran pupuk tanaman. Jadi, semua hasil pengeboran bisa berguna untuk masyarakat sekitar juga," terangnya.