Bisnis.com, JAKARTA – PT Saka Energi Indonesia memenangkan lelang dua blok migas tahap I 2017. Adapun, Saka memutuskan untuk ikut lelang pada dua blok migas itu bukan tanpa alasan.
Dalam lelang tahap I 2017, Saka Energi memenangkan dua blok migas yakni Pekawai dan West Yamdena.
Pada Wilayah kerja Pekawai, Saka Energi akan melakukan kegiatan G&G (3) dan 1 sumur eksplorasi. Nilai komitmen pasti Saka Energi senilai US$10,45 juta dan tanda tangan bonus US$500.000.
Selain itu, pada wilayah kerja West Yamdena, Saka Energi akan melakukan kegiatan G&G (3) dan Seismic 2D seluas 1.000 km. Komitmen Pasti Saka di wilayah kerja itu senilai US$2,1 juta dengan bonus tanda tangan US$500.000.
Vice President Exploration Saka Energi Indonesia Rovicky Putrohari mengatakan, total komitmen pasti pada dua blok itu total US$12,55 juta, tetapi kalau ternyata lebih besar tidak masalah. Apalagi, Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) juga bilang kalau bisa mengalihkan ke wilayah kerja yang lain.
Apalagi, kalau pengalihan wilayah kerja itu juga tidak akan kena denda.
“Untuk itu, kami berani ambil lebih dari satu. Kalau ada yang bagus di salah satu tempat kan bisa dipindah, tetapi kalau cuma ambil satu mau dipindah kemana?” ujarnya.
Rovicky pun menjelaskan, keputusan anak usaha PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. mengambil dua blok migas itu bukan karena persoalan skema gross split.
“Kami sudah melakukan kajian dua blok itu sebelum ditentukan skema gross split atau cost recovery. Namun, memang hasil dari kajian yang kami lakukan,” jelasnya.
Adapun, Rovicky mengungkapkan, nilai komitmen pasti perseroan lebih besar pada blok Pekawai ketimbang West Yamdena karena lokasi di Indonesia bagian barat cenderung sudah ada datanya. Hal itu membuat perseroan akan langsung melakukan pengeboran satu sumur.
“Kalau di blok kawasan Indonesia Timur data-datanya masih kurang sehingga masih butuh pengkajian data lagi dan tidak bisa langsung mengebor, jadi komitmen pastinya lebih rendah juga,” ujarnya.