Bisnis.com, JAKARTA— Perum Bulog mengaku siap menyerap gabah hasil panen petani selama sesuai dengan ketentuan yang tertuang dalam peraturan pemerintah baik dari sisi kualitas maupun harga.
Direktur Pengadaan Bulog Andrianto Wahyu Adi mengatakan pihaknya siap untuk segera membeli atau menyerap gabah hasil panen petani. Namun, berdasarkan hasil survei di lapangan, harga gabah saat ini dianggap masih terlalu tinggi.
“Kami siap membeli sesuai dengan kualitas yang memadai, sesuai Peraturan Menteri Perdagangan. Kami baru dari lokasi panen, harga yang kami temui kebetulan di daerah masih Rp5.300 untuk gabah basah. Bagi kami masih cukup mahal,” kata Andrianto ketika dihubungi Bisnis, Selasa (23/1/2018).
Seperti diketahui, Kementerian Perdagangan menetapkan harga pembelian pemerintah di level Rp3.700 untuk gabah kering panen guna memenuhi kebutuhan cadangan beras pemerintah juga bantuan sosial.
Andri menambahkan, pihaknya bersedia menyerap gabah di atas HPP untuk tujuan komersil selama gabah tersebut bisa diproses menjadi beras kualitas premium dengan catatan harga produk akhir nantinya tidak akan melebihi HET yang ditetapkan.
Pasalnya, saat ini, Bulog telah mulai fokus untuk memenuhi kebutuhan beras komersil. Bulog menargetkan angka serapan untuk 2018 di level 2,7 juta ton di mana 1,5 juta ton di antaranya adalah untuk kebutuhan komersil, 250.000 ton untuk cadangan beras pemerintah, dan 960.000 ton untuk bantuan sosial.
“Kami akan menyerap kalau harganya itu barang yang kami terima lalu kami proses bisa menghasilkan produk akhir yang dapat dijual di bawah harga eceran tertinggi,” tambahnya.