Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Presiden Jokowi ke Petani: Jangan Jual Gabah, Jual Dalam Bentuk Beras

Presiden Joko Widodo menginginkan supaya petani menjual hasil panen dalam bentuk beras karena keuntungan terbesar dari menanam padi sawah terjadi saat pasca-panen bukan panen.
Presiden Joko Widodo menunjukkan sertifikat tanah milik warga pada acara penerimaan sertifikat tanah untuk rakyat di Taman Lokasana, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Selasa (16/1)./ANTARA-Adeng Bustomi
Presiden Joko Widodo menunjukkan sertifikat tanah milik warga pada acara penerimaan sertifikat tanah untuk rakyat di Taman Lokasana, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Selasa (16/1)./ANTARA-Adeng Bustomi
Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Joko Widodo menginginkan supaya petani menjual hasil panen dalam bentuk beras karena keuntungan terbesar dari menanam padi sawah terjadi saat pasca-panen bukan panen.
 
Pernyataan itu disampaikan oleh Presiden ketika menghadiri acara Pengembangan Produk Unggulan Kawasan Perdesaan (Prukades) Terintegrasi di Kawasan Transmigrasi,Kabupaten Mesuji, Lampung.
 
Selama ini, lanjut Presiden, petani mengurus sawah dengan mengairi, memupuk dan panen, setelah itu menjualnya dalam bentuk gabah.
 
“Padahal keuntungan besar itu pada saat jadi beras. Jadi saya sampaikan agar jualnya dalam bentuk beras. Syukur sudah dikemas. Ini di penggilingan padi modern ini bisa dilakukan,” ucap Presiden dalam keterangan tertulis di laman Sekretariat Negara, Senin (22/1/2018).
 
Di lokasi yang dikunjungi oleh Presiden tersebut terdapat pabrik penggilingan padi. Presiden ingin melihat produktivitas dari penggilingan padi tersebut.
 
“Saya mau lihat dulu apa kapasitas di sini cukup atau enggak. Kalau enggak bisa ditambah. Bermanfaat atau tidak bermanfaat. Kalau tidak sudah tinggalkan. Kalau bermanfaat akan dibesarkan lagi sehingga kapasitasnya memenuhi yang ada di masyarakat,” ucap Presiden.
 
Dalam kesempatan itu,  Presiden kemudian memanggil seorang petani yang bernama Jumadi untuk mengecek langsung harga gabah dan beras.
 
Jumadi yang juga menjadi Pengurus Tani Srimukti Desa Wonosari, Mesuji mengelola sawah seluas dua hektare dan setiap hektare bisa menghasilkan 7 ton gabah. 
 
“Setelah panen 14 ton diapain?” tanya Presiden.
 
Jumadi menjelaskan dirinya menyimpan sebanyak 1 ton gabah dan sisanya sebanyak 13 ton gabah dijual. 
 
“13 ton dijual pas panen atau sudah jadi beras?” tanya Presiden. “Saat panen,” jawab Jumadi.
 
Harga gabah sebesar Rp3.500 setiap kilogram sedangkan beras berada di kisaran Rp10.000 - Rp11.000 setiap kilogram.
 
“Ini yang perlu kita lakukan bersama-sama sehingga sekali lagi produk pertanian kita tidak ketinggalan zaman. Ada pengerjaan setelah panen, pengeringan, digilang, dikemas baik apalagi diberi nama baik juga dikemas dalam kelompok besar petani, diberi merek. Itu akan memberi nilai tambah dengan menaikkan harga,” kata Presiden.
 
Selain itu para petani harus mulai memikirkan untuk menjual hasil sawahnya tidak hanya di sekitar Mesuji. 
 
“Kalau dikemas yang baik orientasinya bisa dijual ke provinsi lain, bisa ke Lampung, bisa ke luar pulau atau kalau berasnya organik sekarang ini permintaan ekspor juga banyak sekali,” ujar Presiden.
 
Penjualan dapat dilakukan secara online melalui e-commerce dan media sosial. “Mulai harus seperti itu. Jadi pembelinya tidak sekitar itu kalau mulai online semua orang seluruh Indonesia, dunia, bisa membeli,” kata Presiden.
 
Presiden juga mengingatkan pentingnya petani melakukan konsolidasi dalam kelompok besar sehingga memiliki skala produksi yang besar. 
 
“Jangan bergerak sendiri, akan sulit. Kalau bisa berproduksi dalam skala besar nanti petani bisa bersaing,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper