Bisnis.com, JAKARTA -- Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menyatakan proses penggabungan anak usaha BUMN kepelabuhan di sektor pemanduan dan penundaan kapal atau marine services bisa rampung tahun ini. Skema konsolidasi anak usaha BUMN kepelabuhan ini bakal menjadi model konsolidasi bagi anak usaha BUMN lainnya.
Saat ini, anak usaha PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) atau Indonesia Port Corporation (IPC), yakni PT Jasa Armada Indonesia Tbk. (JAI) menjadi perusahaan terbesar di sektor jasa pemanduan dan penundaan kapal. Jasa Armada hingga 2017 lalu mengoperasikan 75 kapal dan akan menambah 15-16 kapal hingga tahun depan.
Deputi Bidang Usaha Konstruksi & Sarana Perhubungan Kementerian BUMN, Ahmad Bambang mengatakan anak usaha atau lini bisnis PT Pelindo I (Persero), PT Pelindo III (Persero), dan PT Pelindo IV (Persero) di bisnis pemanduan dan penundaan kapal. "Nanti digabungkan dengan JAI dan mereka [Pelindo I, Pelindo III, dan Pelindo IV] akan punya saham di JAI. Jadi skemanya share swap," jelas Bambang di Jakarta, Senin (22/1/2018).
Bambang menambahkan, bila menunai sukses, model konsolidasi anak usaha empat BUMN kepelabuhan di pemanduan dan penundaan kapal bisa menjadi model konsolidasi anak usaha di sektor lainnya. Menurut Bambang, setelah bisnis pemanduan dan penundaan kapal, lini usaha yang selanjutnya bakal dikonsolidasi adalah sektor bongkar muat.
Sebelumnya, Elvyn G. Massassya, Direktur Utama IPC mengatakan konsolidasi anak usaha sejenis antarBUMN kepelabuhan bakal dilakukan secara pararel. "Anak usaha di bidang yang sama akan kami gabungkan. Kepemilikannya ya bersama-sama. Manfaatnya nanti, wilayah kerjanya jadi Negara Kesatuan Republik Indonesia," ujarnya kepada Bisnis.com di Jakarta, Rabu (10/1).
Direktur Komersial dan Operasi JAI, Capt Supardi mengatakan rencana penggabungan anak usaha IPC dengan anak usaha BUMN Kepelabuhan menjadi ranah pemegang saham. "Ini masih dalam tahap pembahasan," tukasnya kepada Bisnis.com
Supardi menuturkan, perseroan saat ini tengah gencar melakukan ekspansi ke segmen pasar baru. Dia mengatakan, JAI telah bekerja sama dengan PetroChina International Jabung Ltd untuk melayani jasa pemanduan kapal di perairan pandu luar biasa Tanjung Jabung, Jambi.
JAI juga mengincar jasa pandu dan tunda di wilayah perairan Muara Musi, Karawang Timur, dan Luwuk. Sebelumnya, JAI sudah melayani jasa pandu dan tunda untuk PT Nusantara Regas di Teluk Jakarta. Di segmen terminal khusus, JAI juga membidik jasa pandu di Bayah, Banten Selatan. Secara keseluruhan, JAI membidik pendapatan sebanyak Rp1,1 triliun sepanjang 2018. Jumlah tersebut meningkat 37,5% dibandingkan perkiraan raihan pendapatan sepanjang tahun lalu sebanyak Rp800 miliar.